Rabu, 21 November 2018

PUISI: TANGISAN RIBUAN CACING



Tangisan ribuan cacing


Sampah kehidupan kami
Limbah minuman kami
Bangkai makanan kami
Tepas, rumbia, kordos, seng
Itulah tempat berteduh kami
            Pagi kami bentang layer
            Menahan panas sengatan raja siang
Ku bermain dengan sampah dibawahnya
Tarik layer kami malam
Di sambut dengan iringan gendering
Tapia pa? air mata lah yang menjadi makan malam
Hampa……hampa……….hampa semuanya
            Pemegang dasi dan jas hanya dapat
            Hanya dapat membalikkan tangan mendapatkan makanan
Tangis kami di anggap angina malam
Hanya dapat memandang dan mengumandangkan
“Basmi……..basmi kemiskinan
            Disanalah tunas-tunas baru kami tambah
            Tumbuh hanya penerus cita-cita seekor tumbuh
            Disanalah istana tengkorak kami
            Disanalah kertak gigi kami
            Di sana kehidupan kami
Tapi apa, semua ilang
Mata kami hanya dapat memandang kebahagiaan
Tapi dengan mata yang di tembus tembok cerita
            Kami anak bumi ini
            Kami memang sampah
            Kami memang terasing
Tapi …….tapi ya Tuhan
Dapatkah kami merubah layer hidup tunas kami?
Untuk tidak menjadi parasit
            Saudaraku tuntun, kami untuk menjadi inong
            Bukan menjadi benalu
Kami ini memang onggokan cacing-cacing pemulung

                                                                                   Wingpy, November 2001
Siantar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar