Tangisan ribuan cacing
Sampah kehidupan kami
Limbah minuman kami
Bangkai makanan kami
Tepas, rumbia, kordos, seng
Itulah tempat berteduh kami
Pagi kami bentang layer
Menahan panas sengatan raja siang
Ku bermain dengan sampah dibawahnya
Tarik layer kami malam
Di sambut dengan iringan gendering
Tapia pa? air mata lah yang menjadi makan malam
Hampa……hampa……….hampa semuanya
Pemegang dasi dan jas hanya dapat
Hanya dapat membalikkan tangan mendapatkan makanan
Tangis kami di anggap angina malam
Hanya dapat memandang dan mengumandangkan
“Basmi……..basmi kemiskinan
Disanalah tunas-tunas baru kami tambah
Tumbuh hanya penerus cita-cita seekor tumbuh
Disanalah istana tengkorak kami
Disanalah kertak gigi kami
Di sana kehidupan kami
Tapi apa, semua ilang
Mata kami hanya dapat memandang kebahagiaan
Tapi dengan mata yang di tembus tembok cerita
Kami anak bumi ini
Kami memang sampah
Kami memang terasing
Tapi …….tapi ya Tuhan
Dapatkah kami merubah layer hidup tunas kami?
Untuk tidak menjadi parasit
Saudaraku tuntun, kami untuk menjadi inong
Bukan menjadi benalu
Kami ini memang onggokan cacing-cacing pemulung
Wingpy, November 2001
Siantar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar