Rabu, 21 November 2018

PUISI: 2001,11, PENGEMIS KOTA



Pengemis Kota


Segeggam rasa sesal dalam sanubarinya
Segumpal derita relung kabut
Dengan hati yang kencang berdebar
Tertusuk sembilu dalam segenap hati
Menyayat kalbu mencekam jiwa

            Dialah pengemis kota
            Wajahnya keriput
            Karena masa segar beliau berlalu sudah
            Yang telah karena irama hidup yang berubah
            Jiwanya semua penuh kelabu
Matanya sayu melemah

Pengemis kota……
Siang dan malam adalah milikmu
Tak pernah engkau bernyanyi bersama kami
Gedung-gedung kota hanya bias diam
Bulan dan bintang ikut diam
Mendengar………….
Selembut suaramu memecah tulang-tulang yang terdesak

            Pengemis kota………….
Hapuslah gelombang duka cita dari wajahmu
Hapuslah bibirmu yang mongering
Marilah bercerita tentang hari esok
Marilah bernyanyi dengan sayup-sayup lagu hangat
Walau dunia kita berbeda.

                                                                      Wingpy, November 2001
Siantar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar