Pengemis Kota
Segeggam rasa sesal dalam sanubarinya
Segumpal derita relung kabut
Dengan hati yang kencang berdebar
Tertusuk sembilu dalam segenap hati
Menyayat kalbu mencekam jiwa
Dialah pengemis kota
Wajahnya keriput
Karena masa segar beliau berlalu sudah
Yang telah karena irama hidup yang berubah
Jiwanya semua penuh kelabu
Matanya sayu melemah
Pengemis kota……
Siang dan malam adalah milikmu
Tak pernah engkau bernyanyi bersama kami
Gedung-gedung kota hanya bias diam
Bulan dan bintang ikut diam
Mendengar………….
Selembut suaramu memecah tulang-tulang yang terdesak
Pengemis kota………….
Hapuslah gelombang duka cita dari
wajahmu
Hapuslah bibirmu yang mongering
Marilah bercerita tentang hari
esok
Marilah bernyanyi dengan
sayup-sayup lagu hangat
Walau dunia kita berbeda.
Wingpy, November 2001
Siantar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar