Sabtu, 17 November 2018

GEREJA: PENJABARAN TENTANG INJIL LUKAS



INJIL  LUKAS

MENGENAL LUKAS
Dari kesaksian Ireneus, sejak abad II tradisi berkata bahwa penulis Lukas memang bernama Lukas. Nama “Lukas” yang dalam bahasa Latin: Lucius atau “Loukaios” Latin: Lucianus cukup lazim pada zaman itu. Nama itu tiga kali tampil dalam Perjanjian Baru (Kol 4:14; Flm 24; 2Tim 4:11) Injil Lukas sudah dihubungkan dengan Lukas, seorang tabib yang menjadi teman sekerja Paulus (bdk. Kol 4:14; 2 Tim 4:11; Flm 24). Dalamnya diceritakan penyebutan Aristarkhus, Markus dan Yesus alias Yustus sebagai tiga bersunat (=orang Yahudi), jelas bahwa Epafras, Lukas dan Demas bukan orang Yahudi. Meskipun demikian Lukas mengenal dengan baik tradisi Yahudi. Sebagai seorang tabib, Lukas mahir dalam berbahasa Yunani halus[1], yaitu bahasa sastrawan pada zaman itu (bdk. Luk 1:1-4).[2] Lukas memiliki hati dan kepribadian sangat halus lembut.

TAHUN PENULISAN
Menjelang akhir abad pertama umat Kristen merupakan suatu minoritas yang tidak selalu disenangi oleh masyarakat sekitarnya. Muncul kecurigaan dan desas-desus yang mengkambinghitamkan orang-orang Kristen kaisar Nero sekitar thn. 64 M memanfaatkan suasana itu untuk menganiaya orang Kristen.[3] Menurut kesaksian penulis, pada waktu penulisan Injil Lukas, sudah banyak beredar “berita” tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara jemaat Kristen, seperti yang disampaikan oleh “saksi mata” dan “pelayan Firman” (bdk. Luk 1:1-2). Hal ini menunjukan bahwa penulis bukanlah seorang “saksi mata” dan “pelayan Firman”. Berdasarkan Luk 19:43-44 dan 21:20-24, yang melukiskan kehancuran Yerusalem dengan terperinci sebagai kisah yang telah terjadi di masa lampau, banyak ahli menganggab Injil Lukas ditulis sesudah kehancuran Yerusalem  (tahun 70 M). Mengingat Yerusalem sudah dikuasai dan diinjak-injak oleh bangsa kafir, sementara bangsa Yahudi telah tersebar kesegala penjuru (bdk. Luk 21:24), beberapa ahli beranggapan, bahwa Injil Lukas ditulis sekitar tahun 80 M. oleh Ireneus, sejak akhir abad II M, tradisi menerima Akhaya, Yunani Selatan, sebagai tempat penulisan Injil Lukas.


JEMAAT YANG DITUJU
Ada beberapa gambaran besar kepada siapa penulis tujukan tulisan ini, yakni:

·       Injil bagi Kaum di Luar Yahudi
Jelas Lukas menulis Injil ini untuk orang yang bukan Yahudi. Teofilus adalah seorang bukan Yahudi. Nampak dalam pendahuluan Injil Lukas, dengan jelas penulis menyebutkan kepada siapa Injil ini ditujukan, yaitu kepada “Teofilus yang mulia” (bdk. Luk 1:1-4). Gelar “yang mulia” menunjukan, bahwa Teofilus adalah seorang terhormat dalam jemaat atau masyarakat (bdk. Kis 23:26; 24:2; 26:25). Siapa Teofilus tersebut, tidak dijelaskan lebih lanjut apakah dia sudah masuk Kristen atau simpatisan saja.[4] Hanya diindikasikan, bahwa ia adalah seorang yang sudah pernah mendengar ajaran mengenai Yesus Kristus (bdk. Luk 1:4)  dari para saksi mata dan pelayan firman (bdk. Luk 1:2). Apakah Injil Lukas hanya ditujukan kepada Teofilus saja? Menurut  kebanyakan ahli, tidak, melainkan juga kepada anggota jemaat lain! Baik Teofilus maupun jemaat yang dituju kiranya bukan keturunan Yahudi[5], karena dalam Injil Lukas sama sekali tidak terdapat kata-kata Ibrani dan Aram. Selain itu, penulis sering menyebutkan kebiasaan orang Yahudi, seperti misalnya tinggal di rumah beratap (bdk. Luk 5:19) dan makan sambil berbaring (bdk. Luk 7:36-38), kecuali kata “Amen”[6].


·       Injil yang Berdoa
Sering juga disebut injil Lukas sebagai injil “Doa”. Dalam tulisannya, Lukas banyak bercerita dan menunjukan tentang Yesus yang berdoa. Yesus berdoa sebelum dibaptis (Luk 3:2); setelah melakukan karyanya, Yesus pergi berdoa ketempat sunyi (Luk 5:16); sebelum memilih kedua belas Rasul (Luk 6:12); Yesus berdoa sebelum Ia menanyakan tentang “Siapakah Dia menurut para muridNya” (9:18); sebelum teerjadi Transfigurasi di gunung Tabor, Yesus juga berdoa (Lik 9:29); sebelum dijatuhi hukuman Salib (Luk 22:32); Dalam tulisannya, Lukas menunjukan bagaimana cara berdoa di tengah malam (Luk 11:5-13); doa yang tak jemu-jemu (Luk 18:1-8). Lukas sangat banyak menunjukan peran serta doa bagi umat beriman. Ia memaparkannya dengan terang agar semua pembacanya belajar berdoa dan tahu apa peran doa. Lukas mengajari umat beeriman untuk berdoa.[7]

·       Injil bagi Kaum Wanita
Bagi orang Yahudi, kedudukan wanita mendapat tempat yang lebih rendah dari kaum laki-laki. Tampak dalam doa pagi bagi orang Yahudi, doa dipanjatkan kepada Allah oleh seorang laki-laki, tetapi tidak oleh seorang orang Kafir (diluar Yahudi), budak dan juga wanita. Namun Lukas dalam hal ini berbeda sekaliia menceritakan kisah “Kidung Maria” (Luk 1:46-56), dalam Lukas kita juga dapat membaca kisah Elisabet ( Luk 1:39-45), Anna (Luk 2:36-39), perempuan Naim yang disembuhkan dari pendarahan, kisah wanita yang mengurapi kaki Yesus dengan minyak wangi (Luk 7:36-50), kisah para perempuan yang melayani Yesus ( Luk 8:1-3), ibu mertua Simon yang disembuhkan (Luk 4:38-41). Lukas juga menceritakan kisah Maria dan Marta (Luk 10:38-42), serta kisah Maria Magdalena. Demikianlah Lukas menunjukan pandangan yang baru tentang wanita dalam tulisan yang ia buat. Dalam hal ini Lukas bukan menunjukan kesejajaran wanita dan laki-laki, namun Lukas lebih menekankan Allah dalam karyanya mengikutsertakan peran wanita dalam karyaNya. [8]
·       Injil yang berisikan “Kidung” (Pujian Pada Allah)
Injil Lukas dapat dikatakan sebagai injil yang berdoa (Pujian Pada Allah). Hal ini nampak, hanya Lukas yang menunjukan 3 Kidung (Pujian Pada Allah). Hal ini nampak dari “Kidung Maria” (Luk 1:46-55), “Kidung Zakari” (Luk 1:67-79), dan “Kidung Simeon” (Luk 2:29-32). Ketiga Kidung ini menjadi Doa Pujian Gereja yang ditaruh pada Ibadat Besar Gereja, yakni pada Ibadat Pagi (Laudes) diserukan “Kidung Maria” sebagai Pujian Pada Allah untuk mohon berkat berlimpah atas janji Keselamatan yang telah dinyatakan. Pada Ibadat Sore (Vespere) diserukan “Kidung Zakaria” sebagai Pujian Pada Allah atas lawatan Allah pada umatnya dan tetap mohon berkah melimpah atas umatnya. Pada  Ibadat Penutup (Completorium) diserukan “Kidung Simeon” sebagai Pujian Pada Allah yang telah menyatakan Karya KeselamatanNya dan menantikan kepenuhan hidup kekal. Pujian ini hanya ada pada Injil Lukas saja. Lukas hendak menunjukan bagaimana bangsa Israel yang berdoa untuk mengungkapkan ungkapan hati mereka akan pengalaman hidup dan menantikan kehadiran “Mesias” yang dijanjikan (dalam kitab Mazmur) dan kini kepenuhan janji Allah yang telah dinyatakan dan disempurnakan terungkap dari hati umat Allah juga yakni Maria, Zakaria, dan Simeon dalam rupa “Kidung” (Pujian Pada Allah). Dapat dikatakan tentang Pujian Pada Allah ini menjadi Pujian Umat Beriman yang terus dikidungkan sebagai pernyataan pujian atas karya keselamatan Allah yang telah digenapi.[9]

·        Injil Segala Bangsa
Salah satu karakter dari Lukas adalah sebagai Injil Segala Bangsa. Lukas menunjukan bagaimana kehadiran Yesus Kristus sering nampak bertentangan dengan kehidupan orang Yahudi pada umumnya. (a) Kisah Yesus dan perempuan Samaria (Luk 9:51-56), tentang orang Samaria, dipertegas kembali dalam kisah seorang Samaria yang menolong orang yang dirampok (Luk 10:30-37) dan semakin dipertegas kembali dalam kisah seorang Samaria saja dari sepuluh yang sakit kusta kembali berterimakasih karena disembuhkan (Luk 17:11-19). (b) Kisah setelah Yesus membaca kitab Yesaya dan menerangkannya, Yesus mengangkat kisah perjanjian lama tentang Janda di Sarfat dan dSiria yang ditahirkan.

·       Injil bagi Kaum Kecil dan Miskin
Lukas juga menceritakan keberpihkkan pada orang kecil. Ketika akan menyunatkan Yesus ke bait Allah, Maria  nampak sebagai orang miskin dengan mempersembahkan sepasang burung tekukur atau merpati sebagai ketentuan hukum Yahudi korban bagi orang miskin (Luk 2:24). Pernyataan Yesus tentang kabar baik bagi orang miskin (Luk 7:22).  Kisah Lazarus yang miskin dengan orang kaya (Luk 16:19-31). Dan dalam pernyataan kebahagian orang miskin dalam sabda bahagia (Luk 6:20).

·       Injil yang Berbelas Kasih Bagi Para Pendosa
Injil ini mencatat tentang Yesus yang mau makan bersama-sama dengan para pemungut cukai dan orang berdosa (Lukas 5:27-32). Hal ini membuat Yesus dikecam sebagai seorang peminum dan pelahap sahabat pemungut cukai dan orang berdosa (Lukas 7:34). Namun, dalam pandangan Yesus seorang pemungut cukai lebih berkenan di hadapan Allah daripada orang Farisi (Lukas 18:9-14). Lukas mengisahkan tentang belaskasih bagi para pendosa. Kisah menghakimi dengan murahhati (Luk 7:16-50). Kisah Zakheus (Luk 19:1-10). Kisah Pemungut Cukai (Luk 18:9-14). Yesus mengampuni penjahat yang disalibkan (Luk 23:43). Kisah anak yang hilang (Luk 15:11-32). Dan hanya pada Lukas saja dijabarkan seruan pertobatan yang diserukan oleh Yohanes Pembaptis sebagai gambaran pertobatan jasmani dan rohani (Luk 3:4-5). Demikianlah Lukas menunjukan hampir seluruh bentuk kehidupan dan ia menulis tulisannya ia tujukan untuk semua orang dan untuk segala bangsa (Yesaya 40:3-5; Matius 3:3; Markus 1:3; Johanes 1:3; Lukas 3:4). [10]


GAMBARAN KEDATANGAN ANAK MANUSIA
Lukas menerangkan tentang kedatangan “Anak Manusia” (sebutan Lukas untuk Yesus). Mula-mula orang Kristen yang juga merupakan keturunan Yahudi, dengan penuh pengharapan akan kedatangan Yesus sebagai (parousia) “Anak Manusia”, “Hakim”, dan “Penyelamat”.[11] Dalam Injil Lukas dinyatakan  bahwa umat berpegang teguh akan keyakinan: Kerajaan Allah segera akan kelihatan (bdk. Luk 19:11; 21:8)) dan yang lain menunjukan sikap bertanya-tanya kapan  Kerajaan Allah datang (bdk. Luk 17:20). Dalam kebingungan inilah membuat kepercayaan mereka menjadi lesu karena adanya ancaman dari luar.[12]
Dalam Luk 18:8b diaktakan: “Jika Anak Manusia datang adalah Ia mendapati iman di bumi?”. Ini adalah pernyataan berupa nasehat dan teguran tentang umat Kristen yang dalam keadaan “lesu” imannya. Dalam hal ini Lukas tidak menampilkan  iman para Murid dan Rasul sebagai orang yang degil dan keras kepala (seperti pada Markus), tetapi sebagai orang yang imannya lemah dan mudah tergoncang (bdk. Luk 8:25; 12:28; 17:5; 22:32.45-46). Murid dan Rasul menjadi gambaran umat Kristen pada masa itu. Namun Lukas menunjukan bahwa dalam keadaan demikianpun mereka tetap menantikan Tuhan (bdk. Luk 21:19) dan menantikan penebusan terakhir (bdk. Luk 21:28).



 MAKSUD DAN TUJUAN
Menurut kesaksian penulis, Injil Lukas ditulis untuk Teofilus dan kawan-kawan, supaya mereka dapat mengetahui bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepada mereka sungguh benar (bdk Luk 1:3-4). Jadi maksud Injil Lukas ialah untuk memperteguh iman kepercayaan Teofilus dan kawan-kawan. Dapat dikatakan penulis Injil Lukas setelah menyelidiki “berita” yang disampaikan oleh “saksi mata” dan “pelaku Firman”, penulis menyusun “kisah” atau “Injil” yang rapi dan teratur dengan bahasa yang baik, agar Teofilus dan kawan-kawannya memperoleh kesaksian mengenai iman kepercayaan mereka kepada Yesus Kristus (bdk Luk 1:1-3

STRUKTUR INJIL
Bagaimana kita dapat membagi injil Lukas dalam bagian-bagian pokok? Kita lihat nas-nas yang pembuka dari seatu topic penting, 3:1,2; 4:16; 9:51; dan 19:29. Setelah kisah kelahiran Yohanes Pembapris dan Yesus, dilanjutkan suatu kisah baru dengan seruan “datanglah firman Allah kepada Yohanes”. Allah berfirman dan mulailah sesuatu yang baru! Pada 3:1,2 kegiatan Yohanes mulai; ia mempersiapkan jlan untuk Tuhan dan menunjukan kepada “Ia yang lebih berkuasa dari padaku” (3:16), yaitu Yesus. Lantas sesudah persiapan Yesus (3:21-4:13), kita membaca pada 4:14 bahwa dalam kuasa Roh kembalilah Yesus ke Galilea. Kemudian pekerjaannya di muka umum di mulai di daerah Galilea (23:5).
Pada 9:51 “Dan terjadilah ketika hampir genap waktunya Ia diangkat, bahwa Ia mengarahkan pandanganNya untuk pergi ke Yerusalem.” Pada kalimat “di angkat” secara harafiah tidak dipakai Lukas, perkataan mana meliputi kematianNya, kebangkitanNya dan kenaikanNya ke sorga. Dengan tegas Lukas menjelaskan bahwa Yesus memutuskan pergi ke Yerusalem dan untuk itu Ia mempergunakan “bahasa Alkitab” (“dan teradilah bahwa…” merupakan bahasa LXX). Perjalanan ke Yerusalem dimulai (9:51), dilanjutkan sampai 19:28. Nas ini mengakhiri prikop 19:11-28. Pada Lukas 19:29 bagian baru dimulai, yatu tentang Yesus di Yerusalem. “Dan terjadilah ketika Ia telah dekat Betfage dan Betania, yang terletak di gunung yang bernama Bukit aitun, bahwa Yesus menyuruh dua orang muridNya….” Pada 19:29 Yesus menyuruh beberapa orang untuk mempersiapkan sesuatu bagiNya.
Dengan demikian kita dapat menarik garis besar pembagian kisah dalam Lukas sebagai berikut:
1.     Pengantar  ( 1 : 1 – 4)
2.     Kisah kanak-kanak ( 1 : 5 – 2 : 52)
3.     Persiapan pelayanan publik ( 3 : 1 – 4 : 13)
4.     Karya di Galilea ( 4 : 14 – 9 : 50)
5.     Perjalanan ke Yerusalem ( 9 : 51 – 19 : 28 )
6.     Karya di Yerusalem ( 19 : 29 – 21 : 38 )
7.     Kisah sengsara dan pemuliaan ( 22 : 1 – 24 : 53 )

Secara garis besar

·       KISAH KANAK-KANAK ( 1 : 5 – 2 : 52) : Kelahiran Yohanes Pembaptis dan kelahiran Yesus.
Lain dari pada Markus, Lukas menulis dua bab awal tentang kelahiran Yohanes dan Yesus, sebelum dimulai karya mereka. Hal ini sering disebut sebagai pendahuluan. Dua kisah ini sangat memiliki kesejajaran dalam penulisannya.

Sehubungan dengan Yohanes:                 Sehubungan dengan Yesus:
1:5-25 pemberitahuan kepada Zakaria;   1:26-38 pemberitahuan kepada Maria;
1:39-56 Maria mengunjungi Elisabet,
Nyanyian pujian Maria;
1:57,58 kelahiran,                                    2:1-20 kelahiran,
             reaksi orang;                                           reaksi orang;
1:59-66 penyunatan pada hari kedelapan, 2:21 penyunatan pada hari ke delapan,
              pemberian nama;                               pemberian nama;
2:22-24 Yesus diserahkan kepada    Tuhan di  Yerusalem (Bait Allah)
1:67-79 nubuat Zakaria;                          2:25-39 nubuat Simeon, dan pujia Hana
1:80 bertambah besar                              2:40 bertambah besar
                                                                2:41-50 di Yerusalem (Bait Allah)
Dari skema ini sangat jelas kesejajaran antara unsure-unsur Luk 1-2. Sekaligus menjadi terang bahwa Yesuslah yang lebih penting. Yohanes lahir dari ibu yang mandul dan orang tuanya lanjut usia (1:7), Yesus dilahirkan dari seorang perawan yang belum bersuami (1:27,34)! Dalam pertemuan Maria dan Elisabet jelas “buah rahim” Maria lebih mulia (1:39-45). Yohanes disebut “besar di hadapan Tuhan”, dalam nubuat Zakaria diterangkan bagaimana hidup Yohanes sebagai jalan bagi sang Penyelamat. Kesejajaran ini juga menunjukan pembedaan dimana Yesus muncul di Bait Allah, yang mana pada Yohanes tidak ada. Inilah yang nantinya sangat berperan di mana Lukas memulai injilnya dalam kisah Yesus dimulai dari Bait Allah di Yerusalem dan penutup injil ini dimana Yesus meminta para muridNya menantikan kepenuhan janji Allah (dalam Roh Kudus) di Yerusalem. Demikian Lukas memulai dan mengakhiri injilnya kisah dalam Bait Allah. Kisah Zakaria dalam Bait AllahYesus dipersembahkan dalam Bait Allah (di Yerusalem). Dalam kepercayaan orang Yahudi sejak Perjanjian Lama, Bait Allah di Yerusalem tanda kehadiran Allah dalam melawat umatnya. Demikian Lukas mau menunjukan betapa kepenuhan dan kegenapan karya keselamatan Allah itu terpenuhi di Yerusalem. Demikian “Kidung” pujian dari Zakaria dan Maria menjadi pujian harapan bangsa Israel dari sejak awal sampai mereka menerima janji kepenuhan itu dari Allah sendiri melalui malaikat yang ditutup indah oleh “Kidung” Simeon yang menyatakan kepasrahan padda Allah setelah mengalami an melihat keselamatan yang tlah lama dinanti.

·       PERSIAPAN PELAYANAN PUBLIK ( 3 : 1 – 4 : 13) : Persiapan karya Yesus
Yohanes muncul dan menyatakan “Ia yang lebih berkuasa…”, yaitu Yesus Kristus. Dalam hal inilah ditunjukan “kemunduran” Yohanes sebagai pembuka/yang mempersiapkan jalan bagi Yesus sampai pada titik akhir dan Yesus memulai karyanya. Perlu diperhatikan pula bahwa Lukas berusaha memisahkan antara periode Yohanes dan periode Yesus. Setelah dikisahkan bahwa Yohanes dimasukkan ke dalam penjara (3:20), ia member kesaksian tentang baptisan Yesus serta turunnya Roh Kudus ke atasNya (3:21, 22). Sesudah Roh Kudus turun keatas Yesus, Yesus tidak langsung muncul di muka umum, tetapi (seperti Mat dan Mrk) mengalami pencobaan di padang gurun lebih dahulu. Baru sesudah itu, dikisahkan (4:14, 15). Persiapan Yesus pada turunnya Roh Kudus dan pencobaan di padang gurun . tekanan yang mau ditampulkan Lukas yakni Yesus sebagai Anak Allah. Baik pada turunnya Roh Kudus (3: 21, 22) “Engkaulah Anak yang Kukasihi”, baik dalam silsilah (3: 23-38) yang diakhiri dengan “anak Adam, anak Allah”, maupun pada pencobaan (4:1-13), dimana si iblis berkata kepadaNya: “Jika Engkau Anak Allah…”.

·        KARYA DI GALILEA ( 4 : 14 – 9 : 50) : Karya Yesus di Galilea
Yesus memulai karyanya di Galilea. Karya pewartaan “Firman Allah” dalam penulisannya Lukas memakai bahan dari Markus 1:21-9:14. Pemberitaan Firman Allah tidak lain dati memberitahukan kabar baik bahwa “tahun rahmat Tuhan telah datang (4:19, 21). Hanya Markus 6:45-8:26 sama sekali tidak diambil-alih. Kebanyakan cerita mujizat Lukas terdapat dalam bagian ini. Dalam permulaan pekerjaan Yesus di muka umum ada perikop yang panjang mengenai Yesus dalam rumah Ibadah di Nazaret (4:16-30) bahan tersendiri Lukas. Pada perikop tentang pemanggilan empat orang murid tidak diambil alih dari Mrk, tetapi ada perikop yang mirip, di mana Simon Petrus dijadikan “penjala manusia” (5:1-11)). Dalam “khotbah” (6:20-49) banyak bahan sejajar dengan khotbah di bukit pada Mat 5-7. Berdasarkan kabar dan karya Yesus, murid-murid mengakui Dia sebagai “Mesias dari Allah”, tetapi bahwa Mesias ini akan menderita, “mereka tidak mengerti perkataan itu, sebab artinya tersembunyi bagi mereka, sehingga mereka tidak dapat memahaminya.

·       PERJALANAN KE YERUSALEM ( 9 : 51 – 19 : 28 ) : Perjalanan Yesus ke Yerusalem.
Sangat tampak Lukas sebagai redactor menekankan melalui  catatan-catatan yang jelas menunjukan bahwa Yesus berjalan, dan dengan demikian ia menyususn suatu berita perjalanan panjang. Perjalanan ini diarahkan ke Yerusalem. Yerusalem pertama-tama merupakan ibu kota Israel, di mana Yesus akan menderita dibunuh. “Tetapi hari ini dan esok lusa Aku harus meneruskan perjalananKu, sebab tidaklah semestinya seoarang nabi dibunuh kalau tidak di Yerusalem”. Kisah perjalanan ini menyatakan kesediaan Yesus untuk menderita dan mati, dan dengan demikian menggenapi Perjanjian Lama; perjalanan ini pula membawaNya kepada keangkitan  dan kenaikan ke sorga. Lukas menampilkan Yesus yang berjalan. Demikian juga nampak setelah kebangkitannya Ia “berjalan bersama-sama” dengan orang Emaus (24:15). Yesus dimaksudkan berjalan dengan tujuan dan maksud, yakni kota Yerusalem, ibu kota umat Allah, dengan Bait Allah  sebagai pusatnya.

·       KARYA DI YERUSALEM ( 19 : 29 – 21 : 38 ) : Yesus Berkarya di Yerusalem.
Dalam penampilannya di Yerusalem, dikisahkan bahwa Yesus masuk ke Yerusalem dengan dielu-elukan. Hal ini disiapkan dalam (19:29-4), di mana Yesus mendekati kota dengan naik keledai dan masuk ke Bait Allah seta mengusir semua pedagang dari dalamnya. Ia disambut sebagai “Raja dalam Nama Tuhan” (19:38). Ia menyiapkan Bait Allah sebagai tempat pengajarannya. Yesus tampil menyucikan bait Allah dan mulai mengajar disana dengan penuh kuasa (20:1-8). Dalam Bait Allah ia mengajar dan menerangkan tantang bagaimana diterangkan Bait Allah yang akan runtuh dan kisah persiapan penderitaan yang akan dialami oleh Yesus sebagai penggenapan. Dari Usahanya Lukas menitik beratkan kegiatan Yesus di dalam Bait Allah. Nama “Yerusalem” dari Mrk 11:11 tidak diambil alih oleh Lukas (19:45), hanya “masuk ke Bait Allah”. Lukas memulai pengajaranNya di dalam Bait Allah dengan (19:47); “tiap-tiap hari Ia mengajar di dalam Bait Allah”.

·       KISAH SENGSARA DAN PEMULIAAN ( 22 : 1 – 24 : 53 ) : Penyaliban, Kebangkitan dan Penampakan di Kota Yerusalem.
Perjamuan Paskah memuat bahan yang tidak ditemukan dalam bagian sejajar di Mrk, sehingga seluruh adegan ini menjadi lebih panjang, dengan pembicaraan-pembiaraan tentang siapa yang dapat dianggap terbesar (22:24-30), penyangkalan Petrus (22:31-34), dan tentang apa yang perlu sekarang (22:35-38). Pada bagian akhir ini Lukas menunjukan bahan tersentirinya, seperti Yesus disuruh oleh Pilatus kepada Herodes (Antipas) (23:6-16), perkataan Yesus kepada perempuan-perempuan kota Yerusalem (23:27-31), dan perbedaan antara kedua penjahat yang disalibkan bersama Yesus. Yesus berkata kepada seorang dari mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus” (23:43). Di samping itu sabda Yesus ini, masih ada dua lagi yang diucapkanNya pada kayu salib, yaitu “Ya, Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat” (23:34), dan “Ya Bapa, kedalam tanganMU Kuserahkan nyawaKu” (23:46).
Kisah kebangkitan dan penampakan diri Yesus, Lukas menekankan Yerusalem dan daerah di sekitarnya sebagai tempat penampakan diri Yesus, danbukan Galilea sepertipada Mat dan Mrk. Tekanan pada penampakan di Yerusalem tidak erarti bahwa Lukas ingin meniadakan kebenaran kesaksian Mrk dan Mat. Yesus menyatakan diri di Emaus, “yang terletak kira-kira tujuh mil jauhnya dari Yerusalem (24:36-49), dan sesudah itu Yerusalem (24:36-49). Lukas mengakhiri injilnya (24:52,53) dimana dikisahkan “…mereka pulang ke Yerusalem dengan sangat bersukacita. Mereka senantiasa berada di dalam Bait Allah dan kemuliaan Allah.”

TUHAN TELAH MELAWAT UMATNYA
Kisah Injil Lukas menyingkapkan Yesus yang bagaimana mau mewartakan penulis. Gambaran Yesus yang ditentukan oleh orang yang dituju yakni jemaat beriman yang berkebudayaanYunani. Dalam perdumulan hidup seraya menantikan kedatangan Mesias yang tak kunjung datang menimpulkan kurang simpatik dan tidak menarik bagi mereka.[13]
Lukas tentu saja mewartakan Yesus yang kini berkuasa sebagai Tuhan dan Mesias (bdk. Kis 2:36). Hanya bertitik tolak dari situ Kitab Suci dan Yesus dahulu dapat dipahami (24:25-27). Maka Yesus itulah yang berperan dalam kisah injil. Betapa sering Yesus disapa sebagai “Tuhan” (Luk 1:43; 2:11; 5:8; 7:13.19; 10:1.17.41; 11:39; 12:43; 13:15; 1:8; 17:5-6; 18:6; 19:8; 22:61; 24:34). Sejak awal Yesus itu Mesias (Luk 2:11. 26; 4:41), Mesias dari Allah (Luk 1:35; 3:22; 9:35; 4:41), Raja Ilahi (Luk 1:32; 3:22; 19:12. 38; 23:2). Yesus tidak begitu saja disebut “Allah”. Namun demikian antara Yesus dan Allah ada hubungan yang begitu istimewa, sehingga ia tampak sebagai tokoh Ilahi. Ia diciptakan dan terus digerakkan oleh kekuatan Ilahi, Roh Kudus (Luk 1:35; 3:22; 4:1.14. 18, dll).. bagi orang Yunani mereka kurang paham degan gagasan “Mesis”, gambaran yang disajikan Lukas cukup sesuai dan jelas
Lukas menampilkan menampilkan 3 (tiga) priode sejarah Keselamatan yang dijanjikan Allah, yakni priode pertama adalah priode Perjanjian Lama yang ditunjuk dengan “Hukum Taurat dan Kitab Para Nabi”. Dalam priode ini janji Allah dinyatakan dan Allah menyampaikan pesannya melalui perantaraan. Masa dimana penantian kegenapan janji Keselamatan tersebut. Ini disebutkan dalam dua “kidung” yang dalamnya merupakan sari pengharapan yang lama dinantikan akan datangnya keselamatan tersebut yakni “Kidung Zakaria dan Maria”. Pada priode selanjutnya yakni priode kegenapan janji tersebut dalam diri Yesus. Dengan tampilnya Yesus mulailah suatu tahap baru dalam sejarah umat Allah, malah umat manusia. Perjanjian lama berlangsung sampai Yohanes Pembaptis. Semenjak itu yang baru sudah di mulai dan menggenapi segala harapan dan kerinduan dahulu. Dalam kuasa Roh Allah  Yesus menghadirkan Kerajaan Allah dan mengajar, berkarya dalam doa dan tindakan di Bait Allah tentang pertobatan dan pewartaan keselamatan dan belaskasih Allah hadir untuk semua orang dan segala bangsa. Demikianlah kegenapan itu disempurnakan dalam hidup Yesus, karya dan ajarannya dan ditutp dengan kisah sengsara, wafat dan kebangkitan Kristus yang menunjukan penyempurnaan dari semua nubuat Mesianis sejak dahulu (Perjanjian Lama) dan periode ketiga nampak di akhir dari tulisannya, Lukas menyatakan tentang Allah terus dan terus berkarya. Dari awal Lukas dengan tegas menyebutkan penyertaan Roh Kudus dalam hal-hal khusus, (Luk 1:15, 35, 41, 67; 2:25, 26, 27; 3:22, 4:1; 10: 21; 11:13; 12:10, 12) Yesus meminta agar para murid menanti di Yerusalem sampai datangnya Roh Kudus (Luk 24:49 “Dan Aku akan mengirimkan kepadamu apa yang dijanjikan BapaKu.”) untuk menuntun mereka mewarta keseluruh bangsa akan keselamatan yang datang dari Allah. Penantian para murid adalah gambaran gereja hingga saat ini yang terus berkarya dalam terang Roh Kudus.
Janji yang dinyatakan dalam Perjanjian Lama tergenapi dalam diri Yesus dan terus berkarya dalam Gereja dengan tuntunan Roh Kudus. Demikianlah Lukas member gambaran kesatuan sejarah karya keselamatan Allah dari dahulu hingga sekarang ini.  


DAFTAR PUSTAKA

1.     Barclay , William, The Gospel of Luke, Edinburgh: The Saint Andrew Press,  1955.
2.     Barton , Jhon et John Muddiman (ed.), The Oxford Bible Comentary, New York: Oxfoed Univercity Pree, 2001.
3.     Drewes , B. F., Satu Injil Tiga Pekabar,  Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1986.
4.     Groenen , C., Pengantar ke dalam Perjanjian Baru, Yogyakarta: Kanisius, 1984.










[1]  B. F. Drewes, Satu Injil Tiga Pekabar, ( Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1986), hlm. 232.
[2]  Jhon Barton et John Muddiman (ed.), The Oxford Bible Comentary, (New York: Oxfoed Univercity Pree, 2001), hlm. 924-925.
[3]  C. Groenen, Pengantar ke dalam Perjanjian Baru, (Yogyakarta: Kanisius, 1984),, hlm. 122.
[4]  C. Groenen, Pengantar…, hlm. 121.
[5]  C. Groenen, Pengantar…, hlm. 122.
[6]  William Barclay, The Gospel of Luke, (Edinburgh: The Saint Andrew Press,  1955), hlm. XV, bdk. C. Groenen, Pengantar…, hlm. 122.
[7] William Barclay, The Gospel…, hlm. XV-XVI.
[8] William Barclay, The Gospel…, hlm. XVI.
[9] William Barclay, The Gospel…, hlm. XVI.
[10] William Barclay, The Gospel…, hlm. XVI-XVIII.
[11] C. Groenen, Pengantar…, hlm. 123.
[12] C. Groenen, Pengantar…, hlm. 123.
[13] C. Groenen, Pengantar…, hlm. 139-140.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar