Allah Fransiskus dari Asisi
(Siapakah
Allah Menurut Fransiskus ?)
PENDAHULUAN
Dalam diskusi yang dilaksanakan oleh
kelompok kami, yang terdiri dari 5 orang saudara Conventual dan seorang Rahib
(mantan kapusin), dapat dikatakan kami semua sama-sama memiliki paling tidak
pengetahuan dasar tentang Fransiskus. Sebelum berdiskusi kami membagi tugas
masing-masing setiap saudara untuk membaca buku “SPIRITUALITAS DASAR
FRANSISKAN” karangan Manangar C. Marpaung. Dalam hal ini buku tersebut menjadi
gambaran umum yang memberi banyak masukan kepada kami tentang penjelasan secara
garis besar paham Allah menurut Fransiskus Asisi dalam bab I-V. Setelah membagi
tugas dalam 6 bagian, yakni: a. riwayat
singkat hidup Fransiskus Asisi, b. gambaran umum Allah dalam doa-doa
Fransiskus, c. Allah Bapa menurut Fransiskus, d. Allah Putera menurut Fransiskus,
e. Allah Roh Kudus menurut Fransiskus, f. Allah Tritunggal menurut Fransiskus, kemudian
kami berbagi cerita dari apa yang kami baca. Keenam hal inilah yang kemudian di
paparkan dengan bahasa yang sederhana
dan menjadi diskusi, permenungan, dan tulisan kami untuk memenuhi tugas
akhir Semester Genap dalam Tinggat I ini.
RIWAYAT SINGKAT HIDUP FRANSISKUS
Fransiskus
Asissi dilahirkan pada tahun 1181 di kota Asisi dengan nama Fransesco
Bernadone. Ayahnya bernama Pietro Bernadone seorang pedagang kain yang kaya
raya, ibunya bernama Donna Pica berkebangsaan Prancis. Seperti kebanyakan anak
orang kaya lainnya ia juga hobby bersenang-senang, minum-minum dan
menghamburkan harta ayahnya bersama teman-temannya yang sesama anak kaum
bangsawan. Namun, sejak muda ia sudah kecewa dengan keadaan dunia sekitarnya,
ini tampak dalam kisah perjumpaannya dengan seorang pengemis. Saat ia sedang
berkumpul bersama teman-temannya, datanglah seorang pengemis yang minta
sedekah. Semua temannya tidak ada yang mempedulikan keberadaan pengemis itu,
tapi Fransiskus malah memberi semua uang yang ada di kantongnya pada pengemis
itu. Tak ayal seketika itu juga teman-temannya mengolok-oloknya dan ketika
sampai di rumah ayahnya pun memarahinya karena malu atas sikap anaknya.
Pada
tahun 1201 ketika usianya menginjak 20 tahun ia bergabung dalam peperangan
melawan pemberontak di Perugia. Ia tertangkap dan di tawan selama satu tahun
hingga jatuh sakit. Pada saat itulah ia mendekatkan diri pada Sang Empunya
Kehidupan. Setelah bebas ia menjadi berubah ia memutuskan untuk hidup miskin,
ia pergi ke Roma dan memberikan jubahnya yang mahal pada pengemis, setelah itu
ia ikut dengan pengemis itu pula untuk mengemis. Semua hasil mengemis selalu ia
persembahkan ke dalam kotak persembahan di dalam gereja. Suatu hari saat ia
usai mengikuti misa di gereja St. Damiano, Tuhan bersabda padanya :Fransiskus, perbaiki gereja-Ku yang hampir
ambruk ini.” Segera saja ia pulang ke rumahnya lalu menjual kudanya serta
setumpuk kain ayahnya yang mahal untuk membangun kembali gereja tua itu.
Tak
ayal lagi Tn Pietro marah sekali, ia mencoba menyadarkan anaknya, pertama
dengan mengurungnya, lalu dengan hukuman badan dan terakhir mengancamnya saat
Fransiskus lari pada Uskup Guido, yang merupakan uskup kota Asisi. Ia mengancam
Fransiskus di hadapan uskup itu jika Fransiskus tidak mau pulang bersamanya, ia
tidak akan mengakui Fransiskus sebagai
anak dan otomatis tidak akan memberikan warisan apa-apa padanya. Mendengar itu,
Fransiskus malah melepaskan jubah yang di terima dari ayahnya dan mulai saat
itu ia menjadi gelandangan di sekitar bukit Asisi.
Setelah peristiwa itu sekitar tahun 1209 ia
terinspirasi oleh kutipan dari Injil Matius, 10:9. Yesus dalam Injil tersebut
mengajarkan para pengikutnya bahwa mereka harus pergi dan memberitakan bahwa
kerajaan Allah sudah dekat, mereka dilarang membawa uang, tongkat atau memakai
sepatu. Ia memutuskan untuk menyerahkan diri pada kehidupan kemiskinan
kerasulan. Memakai pakaian kasar, bertelanjang kaki dan pergi tanpa tongkat
atau bekal sesuai dengan petunjuk Injil. Beberapa teman-teman sekotanya pun
segera bergabung dengannya, dalam setahun jumlah mereka mencapai sebelas orang.
Mereka tinggal di rumah kusta merawat orang sakit kusta, ada pula yang
berkeliling ke daerah-daerah pegunungan untuk berkotbah sambil bernyanyi dan
bergembira.
Pada tahun 1209 Fransiskus memimpin para
pengikutnya ke Roma untuk meminta ijin Paus guna mendirikan sebuah ordo
keagamaan baru. Mula-mula Paus tidak begitu saja mau mengakuinya dan memberikan
pengesahan. Baru pada tahun 1210 Fransiskus bersaudara sukses mendapat
persetujuan dari Paus Innocent III. Kelompok ini mulai berkarya dengan
menyediakan tempat untuk melayani
orang-orang sakit dan miskin, khotbah.
GAMBARAN UMUM ALLAH DALAM DOA-DOA DAN
TULISAN FRANSISKUS
Dalam masa hidupnya Fransiskus dapat
dikatakan “doa yang hidup”, mengapa demikian? Setelah masa pertobatannya dan ia
mengalami panggilan di puing-puing gereja San Damiano yang rusak. Kehidupan
Fransiskus berubah. Namun yang sangat khusus, Fransiskus dalam banyak tulisan
dan yang dikisahkan, selalu menghadirkan doa-doa dalam segala tulisannya.
Doa-doa, pujian ibadat, karya-karya, aturan hidup/anggaran dasar,
petuah-petuah, wasiat, banyak tulisan lainnya yang menunjukan bahwa Fransiskus
selalu berdoa.
Dalam doa-doanya, Fransiskus banyak
menyebut sapaan yang ditujukan kepada Allah Bapa, Putera, dan Roh Kudus. Banyak
seruan simbolik dan penamaan yang disematkan oleh Fransiskus, baik yang ia buat
maupun yang ia angkat dari isi Kitab Suci.
Allah Mahakuasa, Mahatingi, Mahaluhur,
Mahabaik, Satu-satunya yang benar dan paling baik, yang telah dan selalu
melakukan yang baik, cahaya yang tak terhampiri, yang berbelaskasih, pencipta
melalui Putera dan dalam Roh Kudus, patut menerima puji-pujian dan hormat,
menguji dengan percobaan dan penyakit, dan lain sebagainya. Banyak seruan
pujian yang Fransiskus sendiri buat sebagai ungkapan hatinya akan Allah yang
dialaminya. Dan dalam ungkapan doa-doanya, pengalaman yang ia alami tertampak
di dalamnya.
Pengalaman akan Allah inilah yang
mempengaruhi seluruh hidup, doa dan tulisan Fransiskus. Apa yang ia hidupi dan
alami ia ungkapkan dalam doa, seluruh tulisannya dan terlebih hidupnya.
ALLAH BAPA
Saat menelanjangkan diri dan menyerahkan sisa milik yang ada padanya yakni
pakaian yang di tubuhnya, Fransiskus menyatakan bahwa bapanya sekarang adalah
Bapa yang di surga yakni Allah sendiri dan tiada lain. Ini dilakukannya dengan
menyerahkan diri pada gereja di hadapan uskup Asisi. Ia menemukan cara
hidup baru yaitu dengan mengikuti Kristus yang tersalib dan meninggalkan segala
kemapanan. Ini merupakan awal dari pertobatannya.
Fransiskus menanggalkan harta orang tuanya dan mengikuti nasehat injil. Dia menyerahkan seluruh hidupnya di bawah
bimbingan Roh Kudus. Dengan kebebasan ini di tangan Bapa, maka pandangan
terhadap dunia menjadi baru dan murni, ia bergabung dengan seluruh ciptaan dan
disana ia menemukan kebaikan dan keindahan. Ia tidak ingin
yang lain selain cinta yang total dan murni hanya kepada Allah saja. Hal inilah
yang menjadi pengalaman mistik Fransiskus mengalami ke-Allah-Bapa-an yang ia
nyatakan dalam tindakan jasmani, namun lebih dalam, ini merupakan panggilan
jiwa dan dorongan Roh yang menuntun ia sampai kepada pengalaman akan Allah
Bapa.
Sebagai
makluk ciptaan Allah, Fransiskus menyadari dan mendasarkan cinta kasih dalam
ordonya. Fransiskus mengakui Kristus sebagai putera Allah yang di cintai oleh
Bapa yang membimbing kita kepada-Nya maka dari sini mulai terjalin persaudaraan
universal yang seluruhnya di aturkan dalam diri Yesus Kristus. Persaudaraan
universal yang di maksud mengungkapkan
asal-usul yang sama, cinta umum yang sama, yang produktif dan subur yang
menempatkan segala sesuatu yang ada dalam keberadaannya sampai kepenuhan dan
kebahagiaan.
Kemiskinan
menjadi jalan yang di pilih oleh Fransiskus sebagai tindakan pribadinya sendiri
untuk memberi diri kepada Kristus. Dia sudah meninggalkan kemapanan di dunia
sebagai orang yang kaya dan berani menjadi miskin. Dia menyadari bahwa kekayaan
membawa seseorang pada materialisme dan kehausan akan kekuasaan yang
bertentangan dengan injil. Keputusan ini di lakukan oleh Fransiskus sebagaimana
telah di lakukan oleh Kristus yang menjadi miskin. Kemiskinan putera Allah itu
di akui kedaulatan Bapa pencipta segala sesuatu. Bagi Fransiskus hal ini
merupakan hal atau syarat yang harus di penuhi dalam mengikuti Kristus yang
miskin dalam hubungan filial-nya dengan Bapa. Wujud tindakan ini di lakukan
oleh Fransiskus dengan meminta sedekah untuk orang-orang miskin. Penyerahan diri dan kepercayaan penuh pada karya Allah (Bapa) yakni
Penyelenggaraan IlahiNya yang diyakini Fransiskus dalam seseluruhan hidupnya.
Ia yakin Bapa akan menyelenggarakan semua. Ini telah dimulai Fransiskus sejak
ia menelanjangkan diri dihadapan Pietro Bernardone dan menyerahkan total
hidupnya pada Bunda Gereja dan terlebih pada karya “mistik ketelanjangan dan
penyerahan total” kepada ke-“ada”-annya
Pengalaman
memiliki Bapa di surga mendorong Fransiskus untuk tidak menyebutkan Bapa siapa
saja di dunia ini, melainkan sebagai saudara. Hal ini kita lihat dalam
persaudaraan Fransiskan dimana Fransiskus juga memanggil pengikutnya sebagai
saudara. Klara juga telah tersentuh oleh keberadaan puteri hamba Bapa, dia
sendiri menyebut dirinya sebagai hamba di hadapan Bapa dan para saudarinya, dan
melayani sebagai ibu. Hal ini yang mendorong klara untuk menyebut ordonya
sebagai saudari miskin.
Dengan radikalitas mistik injil ini yang telah
membimbing Fransiskus dan Klara menjadi hamba Orang kecil dan menghidupi misteri kebijaksanaan Bapa.
Dalam kebodohan salib menjadi kemuliaan dan kegembiraan satu-satunya bagi
mereka.
ALLAH PUTERA
Tiga pengalaman besar yang dialami
Fransiskus dalam sejarah hidupnya yang menghantar ia pada pengalaman dengan
Yesus Kristus. Pertama, pengalaman awal panggilan, yakni kisah salin San
Damiano yang berbicara padanya. “…perbaikilah gerejaKu”. Kata “…Ku” adalah
pernyataan akan Yesus sebagai Kepala Gereja yang ia bangun diatas batu karang
dan dinyatakan pada Rasul Petrus. Dari awal Yesus menuntun ia pada panggilan
untuk menjadi “patnerNya”. Pengalaman kedua yakni kisah di Grecia. Keinginan
dan harapan Fransiskus ingin mengalami langsung bagaimana Allah hadir dalam
kemanusiaan dan dalam kesederhanan dan kedinaan di kandang hewan. Fransiskus mengalami
pengalaman akan Allah Putra yang menjadi manusia. Dan yang ketiga yakni
pengalaman ia memperoleh stigmata yang menunjukkan “kesetubuhhan mistik”
Fransiskus akan pengalaman Yesus Kristus secara total. Stigmata yang adalah
pengalaman secara kemanusiaan penorehan tanda luka-luka Yesus pada jasmaniah
Fransiskus. Namun hal itu dikarenakan ketotalan cinta Fransiskus akan inginnya
ia menikah secara mistik kepada Kristus
dikarenakan jiwanya yang telah ia serahkan dan angkat sebagai kurban kepada
Allah. Dan pengalaman yang ketiga ini pulalah yang menunjukan bagaimana
Fransiskus ingin sekali mengalami pengalaman akan Allah Putera secara total. Hal
itu tercapa karena ia alami dimasa hidupnya.
ALLAH ROH KUDUS
Pengalaman Fransiskus akan Roh Kudus
dapat kita lihat secara implisist dalam doa dan hidupnya. “…Bapa mendiami
terang yang tak terhampiri, dan Allah itu Roh, dan tidak seorang pun yang
pernah melihat Allah..” kutipan dari petuah Fransiskus ini secara implisit menyatakan
karya Roh Kudus ada bersama-sama dengan dan Allah sendiri Roh itu. Allah-lah
yang memanggilnya, Allah yang membimbingnya, Allah yang menuntunnya dan yang
paling penting namun tidak tampak, Fransiskus di-Roh-i oleh Roh Allah itu
sendiri sejak ia mengalami benih panggilan ingin menjadi ksatria, memperbaiki
gereja, menjalani kemiskinan/kedinaan, menjadi taat pada gereja, menerima
keutamaan-keutamaan Ilahi, menyerahkan hidup, panggilan dan persaudaraannya
pada Allah dan ia yakin Roh Allah itu jugalah yang mendampingi persaudaraan
yang dipercayakan Allah padanya. Fransiskus mengalami seluruh hidupnya dituntun
dan dibimbing oleh Roh Allah sendiri. Pengaalaman keberse-Roh-an inilah yang
menjadi selubung dari semua karya perjalanan hidup Fransiskus sampai ia
benar-benar mengalami banyak pengalaman mistik. Hidup Fransisku di-Roh-i oleh
Roh Kudus. Dapat dikatakan Fransiskus adalah manusia yang hidup dalam dan
dengan Roh Allah itu. Inilah pengalaman Fransiskus akan Allah Roh Kudus.
ALLAH TRITUNGAL
Allah Tritunggal
adalah rampungan pengalaman ke-Allah-an Fransiskus itu sendiri. Fransiskus
sering menyebut Allah tritunggal: Bapa, Putera, dan Roh
Kudus dalam setiap doa-doa, pujian ibadat, karya-karya,
aturan hidup/anggaran dasar, petuah-petuah, wasiat, banyak tulisan lainnya yang
menunjukan bahwa Fransiskus selalu berdoa dalam memulai sesuatu dengan pujian pada Allah Tritunggal, sebagai tandah penyerahan total
pada Tritunggal Mahakudus itu sendiri. Ini melambangkan kekuatan Allah Tritunggal sangat penting dan utama. Fransiskus
mendasarkaan atau meletakkan fondasi dasar ordonya pada kekuatan Allah Tritunggal.
Doa Fransiskus selalu terarah pada Allah Tritunggal karena ia terutama
tersentuh oleh kebesaran dan transendensi Allah. Seluruh
hidup, panggilan, persaudaraan, ordo dan apa yang akan datang ia percayakan dan
serahkan kepada Allah Tritunggal. Sangat tampak dari semua seruan pujian yang
selalu ia nyatakan akan Allah Tritunggal-lah yang berkarya.
PENUTUP
Kudus, kudus, kuduslah Tuahn
Allah yang mahakuasa yang kini ada dan yang telah ada dan yang akan datang; Ya,
marilah kuta memuji dan meluhurkan Dia selama-lamanya. Marilah kita memuji Bapa
dan Putera dan Roh Kudus: Ya, marilah kita memuji dan meluhurkan Dia
selama-lamanya. Pujilah Tuhan, segala karya Tuhan: Ya, marilah kita memuji dan
meluhurkan Dia selama-lamanya. Pujilah Allah kita, hai semua hamba-Nya dan kamu
semua yang takut akan Allah, baik yang kecil maupun yang besar; Ya, marilah
kita memuji dan meluhurkan Dia
selama-lamanya. Kemuliaan kepada Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus: Ya, marilah
kita memuji dan meluhurkan Dia selama-lamanya. Seperti pada permulaan,
sekarang, selalu, dan sepanjang segala
abad. Amin. Ya, marilah kita memuji dan
meluhurkan Dia selama-lamanya. Amin.
Dalam mengakhiri sharing kami ini, doa
yang di atas menjadi kesimpulan yang coba kami angkat. Dalamnya tertuang isi
hati penulis, yakni Fransiskus sendiri akan pengalaman akan Allah yang ia
alami. Tiga kata yang menjadi permenungan kami akan pengalaman dan paham “Allah
Fransiskus Asisi”, yakni pengalaman ”ke-ALLAH-an”, ‘keber-SATU-an” dalam Yesus
dan “keberse-ROH-an” menuntun kami kepada permenungan tentang jiwa hidup
Fransiskus itu sendiri yakni “kedinaan”
“pertobatan” dan “persaudaraan” karena dalam pengalaman akan Allah Bapa, Allah
Putera, Allah Roh Kudus dan Allah Tritunggal semuanya hidup dalam hidup
Fransiskus itu sendiri
REFLEKSI KRITIS
BAGI PANGGILAN HIDUP KAMI
Membahas tentang “Allah Fransiskus
Asisi” ini tanpa kesengajaan dapat dikatakan menuntun kami untuk belajar,
berpikir, kritis, dan merenung kedalam diri kami masing-masing. Fransiskus
mengalami “Pengalaman akan Allah” dalam hidupnya dan ia “Hidup dalam Allah”.
Kisah hidup Fransiskus menggambarkan kepada kami bagaimana Allah berkarya dalam
dirinya. Dalam karya itu Fransiskus dalam keyakinan bahwa Allah juga akan
berkarya akan apa yang ia buat dalam hidupnya. Fransiskus menghidupi hidupnya
dalam Allah pula. Ia tetap berrpengang dan mohon tuntunan secara terus menerus
kepada Allah dan tersebih ia arahkan diri, jiwa dan rohnya kepada Allah pula.
Hal inilah yang sangat menyentuh bagi kami, dimana pada masa sekarang ini kami
dalam menjalani panggilan yang kami yakini sebagai panggilan Allah dan kami
memilih pilihan untuk mengabdi kepada Allah lewat panggilan kami ini. Muncul
pertanyaan refleksi sebagai penyimpul namun juga pertanyaan yang akan terus
harus dijawab, yakni “bagaimana Pengalaman akan Allah kami alami dan hidupi?”
Imamat 19 : 18, Ulangan 6 : 4 - 5, Matius 22 : 37, Markus 12 : 29 - 31, Lukas 10 : 27
BalasHapusAksara Ibrani, " שמע ישראל יהיה אלהינו יהוה אחד ואהבתא את יהוה אלהיך בכל לבבך ובכל נפשך ובכל מאודך ואהבתא לרעך כמוך. "
Cara membacanya menurut peraturan tata bahasa Ibrani, " Shema Yisrael YHWH ( Adonai ) Eloheinu YHWH ( Adonai ) ekhad ve'ahavta et YHWH ( Adonai ) Eloheikha bekol levavkha uvkol nafshekha uvkol me'odekha ve'ahavta le'reakha kamokha. "
🕎✡️🐟✝️🕊️📖🇮🇱