Boru
Deak Parujar
Alkisah, hiduplah di Banua Ginjang (dunia atas tempat
kediaman para dewa penghuni kuasa langit) seorang puteri cantik yang berambut
panjang bernama Boru Deak Parujar, puteri dari Debata Batara Guru dan ibunya
Boru Parmeme. Si Boru Deak Parujar memiliki keseharian sebagai penenun. Dalam
tatanan langit ada suatu kebiasaan perjodohan. Puteri Batara Guru akan
dijodohkan dengan anak dari Batara Sori. Akhirnya Si Boru Deak Parujar
dijodohkan dengan Si Raja Odap-Odap. Adapun Si Raja Odap-Odap ini memiliki
keaanehan pada dirinya yakni bahwa ia memiliki wajah yang mirip dengan
kadal.buruk rupa yang dimiliki Si Raja Odap-Odap membuat tawar hati dari Si
Boru Deak Parujar. Demikianlah terjadi desakan perjodohan yang dilakukan dari
kedua belah pihak orang tua mereka terlebih ayahnya Batara Sori. Boru Deak
Parujar mencari akal untuk menghindari pejodohan ini. Maka ia mengambil Turak
dari gulungan benang yang telah lama direncanakan untuk menjatuhkannya ke Banua Tonga (tempat kehidupan manusia
nantinya setelah terjadi proses penciptaan bumi pertiwi). Rencana itu pun
terjadi saat yang telah ia tentukan. Saat ia turun ke banua tonga untuk
mengambil turak yang sengaja ia jatuhkan itu ia terombang-ambing karena angin
kencang dan topan badai yang tidak tentu arahnya kemana ia terlempar, karena
saat itu belum ada bumi dan tempat untuk berpijak dan berlindung. Akhirnya ia
berteriak memanggil Leang-leang Mandi dan Untung-Untung Nabolon (para pesuruh Debata Mulajadi Nabolon (pencipta awali
dari semua yang ada/ debata penguasa
tertinggi) di khayangan/ Banua Ginjang), untuk meminta sekepul tanah kepada
Debata Mulajadi Nabolon untuk tempat ia berpijak. Mulajadi Nabolon tidak
menolak karena Ia tak ingin menghukum beliau. Namun ketika sekepul tanah yang
dikirimkan Mulajadi Nabolon ditekuk Siboru Deak Parujar, langsung terhamparlah
tempat berpijak yang sangat luas dan menjadi awal terjadinya bumi atau yang
disebut Banua Tonga. Saat itulah Si Boru Deak Parujar mulai mencipta Bumi/
Banua Tonga. Terciptanya Banua Tonga.Lalu dia masih melakukan permintaan kepada
Mulajadi Nabolon agar mengirimkan bibit-bibit tumbuhan dan hewan. Mulajadi
Nabolon memasukkan semua bibit itu ke dalam potongan batang bambu sebelum
Leang-leang Mandi melemparkan ke hadapan Siboru Deak Parujar. Namun satu hal di
antara segala jenis bibit itu, Siboru Deak Parujar tidak mengetahui satu hal.
Dia baru tahu kemudian setelah semua jenis bibit itu disebar ke seluruh
penjuru, di antaranya bercampur jasad Siraja Odap-odap yang dicincang teramat
kecilnya. Menunggu tiba waktu dan rasa kesepian muncul dalam diri Siboru Deak
Parujar, jasad Siraja Odap-odap yang terberai itu menyatu kembali atas perkenan
Mulajadi Nabolon. Dihampirinya Siboru Deak Parujar di sebuah pancuran yang
dihalangi rimbun tetumbuhan. “Ohhh!” Siboru Deak Parujar hanya terkejut
sejenak.Pertemuan Siboru Deak Parujar dengan Siraja Odap-odap di Banua Tonga
tak bisa lagi ditolak. Mulajadi Nabolon memberkati mereka hingga melahirkan
manusia pertama di bumi. Manusia pertama itu adalah Raja Ihat Manusia dan
pasangannya bernama Boru Ihat Manusia.
Nilai Teologisnya: bagi budaya
batak, Boru Deak Parujar adalah ibu pencipta alam semesta. Debata/Allah memakai
wanita yang memiliki pribadi yang melahirkan untuk mencipta dan kehadiran raja
Odap-Odap sosok pria menyambung karya penciptaan manusia pertama. Sosok Wanita
Gambaran Allah Pencipta ditampilkan dalam pemeranan wanita yang membawa peran
asalinya sebagai yang melahirkan, menghidupkan dan mencipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar