Sabtu, 17 November 2018

BUDAYA: PEPERANGAN KEBAIKAN DAN KEJAHATAN ANTARA BORU DEAK PARUJAR DAN NAGA PADOHA



Peperangan Kebaikan dan Kejahatan  antara
Boru Deak Parujar dan Naga Padoha

Setelah Boru Deak Parujar mencipta bumi  di Banua Tonga dari tanah yang diberikan oleh Debata Mulajadi Nabolon dengan perantaraan Leangleang Mandi, maka Si Deak Parujar dapat berdiam dengan aman di Banua Tonga.
Namun Raja Padoha, (Naga besar yang menjadi manifestasi kejahatan dan kehancuran yang selalu merusak) datang ke Banua Tonga, menggerutu oleh beban timbunan tanah di atas kepalanya. Tatkala ia berkisar, tanah pun hancur, dan Si Deak Parujar terpaksa berlindung di bawah sebatang pohon, sebab tanahnya berubah menjadi air. Tanah yang telah ditempah Si Deak Parujar kemudian dihancurkan oleh Naga Padoha. Munculah kemarahan yang teramat besar pada Deak Parujar. Ia pun menangis sejadi-jadinya. Hamba setia Si Leangleang Mandi terbang mengabarkan berita buruk ini kepada Mulajadi. Kata Mulajadi “ya, Leangleang, apa kabar dengan tanah yang saya kirim apakah berhasil dengan baik?” “Tanah itu telah ditempah dengan baik dan luas, tetapi kemudian dihancurkan oleh Naga Padoha” jawab Leangleang. Jawab Mulajadi “Baiklah, kembalilah ke sana, bawalah kain untuk Si Deak Parujar, untuk dikenakan sebagai tudung, agar ia jangan mati sebab delapan matahari akan dicipta, untuk mengeringkan laut.” Lantas Debata Mulajadi menciptakan delapan matahari. Mulailah badan Raja Padoha merekah karena panasnya sinar matahari yang tak tertahankannya, dan ia berpaling kepada Si Deak Parujar, “Rasanya engkaulah yang membuat semuanya ini kepadaku” kata Naga Padoha. “Ya, aku membuatnya sebab engkau menghancurkan tanah yang sudah kucipta dengan baik tampat aku berdiam di Banua Tonga ini” jawab Deak Parujar. Langsung Si Deak Parujar menikam Naga Padoha dengan pedang sampai ke gagang, sehingga Naga Padohamengerang. “Jangan membunuh aku, masukkanlah aku ke dalam kerangkeng besi” pinta Naga Padoha. Akhirnmya Naga Padoha dikurung dalam kerangkeng besi. Tatkala ekornya bergerak-gerak maka timbullah gempa, maka orang akan berseru suhul (gagang pedang) mengingatkan akan ditikamnya Naga Padoha dengan pedang Deak Parujar sampai ke gagangnya. Saat gempa terjadi, diyakini akan merambatlah cacar, kelaparan dan pelbagai penyakit (pengaruh roh-roh jahat). 
Kemudian setelah kejadian itu Debata Mulajadi Nabolon memberikan tanah tujuh genggam tanah untuk digunakan Deak Parujar untuk memulihkan bumi.

Nilai Teologisnya: segala kebaikan yang diciptakan selalu saja dihadiri oleh kejahatan, kehancuran, perusakan, kesengsaraan, penyakit dan kematian. Demikianlah dalam mitologi Batak Toba juga memiliki cerita yang mengkisahkan sedari awak kejahatan hadir untuk merusak kebaikan yang diciptkan dengan baik adanya. Namun selalu dalam kisah diceritakan bahwa segala kejahatan dan kehancuran itu kalah dan kebaikan itu menang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar