Sabtu, 17 November 2018

AKU & LANGKAHKU: SURAT 2



Parapat, 30 Januari2007

Pace e bene,
Salam hangat damai dan kasih-Nya melimpah atas dirimu ma. Semoga kau baik-baik saja. Aku berharap kau bahagia dan kuat dalam menjalani hidup menjandamu ini. Apakah jualanmu laris? Semoga kerjamu semakin baik dan menambah penghasilanmu.
Ma, tiba-tiba beberapa hari yang lalu aku sedih dan sangat tertekan. Aku merasa kurang diterima oleh orang-orang di sekitarku. Apa yang kubuat kurang diterima. Dalam kekalutan dan tangisku aku merenung sendiri di kapel. Tak kusangka aku melihat di dalamnya suatu kisah yang memang sudah pernah beberapa kali datang di waktu yang telah lewat.

Ketika kelas 2SD ada 2 orang temanku datang ke rumah. Kami bermain-main di belakang rumah. Ternyata dia mengejek aku “bencong” dan kau mendengarnya. Kau datang dengan sangat marah kepada temanku ini. Kau berkata “Apa kau katakana? Kau bilang di bencong? Tak kau lihatkah dia ini laki-laki? Nah lihat” (sambil kau buka celanaku dan menunjukkan kelaminku. Aku malu, sedih dan tak tahu mau mengatakan apa. Kejadian ini sangat berbekas bagiku. Memang kau cinta dan tak suka jika aku dijelekkan oleh orang. Tapi aku benar-benar sangat direndahkan dan diriku terasa dibuang jauh, jauh sekali. Ma, aku sangat sedih.

Suatu malam aku pulang jam 12 malam karena aku baru selesai mengerjakan tugas mesdinar. Ya……sesampai di pintu rumah, mama marah-marah dan melemparkan sebuah alkohol kepadaku. Ya……betapa pedih dan sakitnya hatiku ini, kenapa jadinya seperti ini? Aku tidak membuat suatu yang jelek sekali, tetapi kok perlakuannya seperti itu. Saat itu aku merasa diasingkan, tak diterima, perbuatan baikku sia-sia. Aku benci-benci dan sangat benci kepada kalian. Mama tak mengerti aku, kenapa aku diperlakukan seperti ini. Padahal aku sangat jarang keluar rumah jika bukan urusan gereja. Ya……….aku merasa sia-sia semuanya. Tak ada yang menerti aku.

Aku sering mendengar perkataan yang mama katakana sendiri, seperti ini “Ya…..kalau disuruh orang kalian mau tapi kalau mama, tidak. Kalau membereskan urusan gereja kalian cepat sekali tapi membantu mama tidak” mama hanya mengatakan itu jika marah padahal kami telah member. Aku coba sekuat tenaga mengalah. Tapi semua tak ada artinya.

Ma………sebenarnya banyak kepedihan kualami. Sampai kini, kejadian-kejadian itu datang kepadaku. Aku punya perasaan sedih, benci, kurang diterima yang kupendam begitu mendalam dan sangat dalam.

Ma ……maafkan aku atas kebencian itu. Sebenarnya aku punya perasaan benci yang tak terkatakan. Tapi aku tak mau dihantui perasaan itu semua. Maafkan aku ma! Aku cinta kamu. Kau banyak membantu dan memperhatikanku.

Salam kasih

Fr. Christian Amore

Tidak ada komentar:

Posting Komentar