Senin, 10 Desember 2018

RENUNGAN: 2014,5, ADAM



Adam…

“ Pada mulanya semua diciptakan baik adanya, dan Allah memberkatinya”

Langkah Awal
            Dalam perjalanan waktu, dalam permenunganku, aku mencoba masuk ke dalam sebuah misteri keheningan merenungkan tentang kisah penciptaan Alam Semesta. Berawal dari permenungan akan mengenal diri ini untuk masuk kepada inti kedalaman sebuah doa yang membawa aku kepada pengalaman bersehadap dengan Allah dan berserah kepada-Nya. Demikianlah hal ini mengantarkan aku untuk mengenal Dia yang telah ada di dalam adaku dan telah sangat lama ada di dunia ini sedari ketiadaan.
Masuk ke Dunia Lepas
            Dari kekosongan dan kerendahanku aku melangkah dan masuk ke inti terdalam sebuah ruang hening. Tidak ada apa-apa selain keheningan. Benar-benar padat dan berat. Aku ditarik serasa aku semakin kecil dan semakin kecil lagi dalam kekosongan dan keheningan itu. Dalamnyalah aku mengalami banyak hal yang baru aku lihat dan alami. Adaku bukan berfantasi dan berhalusinasi, karena aku sadar dan terjaga dalamnya. Tak terasa aku ditarik lebih dalam dan semakin dalam sampai aku bukan lagi apa-apa dari semua yang ada di sekelilingku. Ya… inilah awal dan langkah pertamaku mengerti arti kata Kosong dan Hening dan dalamnya berisi banyak misteri yang tak terhampiri.
            Dari sini aku belajar bahwa untuk mengenal semuanya aku harus mengalami semuanya. Dan ketika aku mengalami semuanya aku harus melepas diriku dari kemanusiawianku, egoku, rasaku, pikirku, anganku, ciptaku, kehendakku dan daya-daya dalam kemanusiawianku. Demikianlah aku bukan apa-apa nemun aku punya makna dan arti di dalamnya yang tak terungkap dan tak terucap.
Dunia ini adalah baik adanya…
            Betapa tak terselami dan terpahami akan hidup dan kehidupan ini. Aku tak berani berkata apa-apa. Aku takut, aku salah mendefinisikannya. Karena kata-kataku serasa tak cukup dan sanggup mengungkapkan pemandangan itu.
            Berada dalam pengalaman melihat dan seluruhnya seakan berada dalam dunia yang aku dapat melihat seluruhnya. Setiap gerak dan peredarannya tak terpahami. Dunia ini benar-benar baik adanya, karena ia berada dalam tatanan alam yang tercipta dari sebuah karya yang teramat misteri. Yang di dalamnya aku hidup, bergerak, da nada. Yang di dalamnya aku mencoba memilih jalan khusus.
            Awalnya aku bertanya dalam diriku, “ untuk apakah aku hidup dengan menjalani cara hidup yang asing ini?” dan dari sini aku berani berkata karena aku tercipta baik adanya. Dalam hidup, tidak melihat jadi apa dan bagaimana kehidupan dari seseorang. Namun bagaimana cara dia kembali baik karena dia adalah ciptaan yang baik adanya.
            Dunia dan segala yang ada di dalamnya menjalani jalannya masing-masing dan saatnya pasti akan tiba, bahwa semua kembali kepada ketiaadaan.
            Permenungan ini benar-benar sangat sulit didefinisikan namun saat aku melihat semunya, aku terpenuhi dengan arti yang ada di dalamnya, bahwa semua yang ada hanyalah perubahan. Perubahan akan terhenti pada saat “Tidak ada” atau “Mati”. Namun bukan terhenti sampai di situ, namun itu adalah langkah awal dari hidup.
Penciptaan…
            Mengenal diri ini adalah mengenal hidup dan pemberi kehidupan serta ke arah mana melangkah kehidupan ini. Demikianlah dalam sekolah rohani ini, aku selalu ditarik untuk semakin mendalami makna dari diri ini. Yang dalamnya aku semakin menyadari, mengalami dan memaknai kehidupan ini. Dan yang paling penting aku berdiri pada keyakinanku bahwa hidupku sepenuhnya berasal dari Allah yang benar-benar misteri.
            “Bagaimana kita dapat percaya akan Allah sedangkan kita tidak melihatnya?” Ini adalah pertanyaan yang sangat pesimistis bagi orang yang tak memiliki harapan. Namun, pertanyaan ini dapat menjadi sebuah batu acuan untuk masuk kepada kontemplasi akan pengalaman dalam Allah. Benarlah yang dikatakan “Orang paling bodohlah orang yang tak memiliki pengharapan. Orang teramat malanglah orang yang terlalu berharap. Namun orang bijak selalu memiliki harapan”. Demikianlah, sayapun pernah mengalami titik paling rendah, yang dalamnya hadir pertanyaan-pertanyaan yang membuat diri ini putus asa. Namun saya berani terus melangkah dan percaya bahwa saya tidak akan membiarkan ini lama.
            Dari saat itu, saya mengalami kedalaman hidup ini, memulainya dengan mengenal diri ini.
            Sedari awal penciptaan semua terjadi dalam karya yang tak terselami yang adanya Baik seawall diciptakan. Demikian semua dijadikan. Alam semesta dan Jagat raya diciptakan baik adanya.
Hidup…
            Hidup adalah sifat dan keadaan di mana adanya aksi dan reaksi, dari sebuah benda yang mana benda tersebut memiliki daya dan kekuatan dalam keberadaannya yang merupakan intensitas yang ada di dalam kehidupan sebuah benda mati yang dalamnya terubah bahwa benda tersebut berproses menjadi berkembang dan menyusut. Dalam hal ini sifat hidup berasal dari Hidup yang adalah daya Ilahi yang diberikan Allah ketika Ia menghembuskan nafas hidup ke dalam hidung Adam. Dalam hal ini bukan hanya udara yang menjadi objek yang diberikan melainkan Daya Ilahi yakni Roh Allah sendiri hadir dan diberikan untuk mencipta daya hidup pada Adam.
            Allah bukanlah benda atau suatu unsur yang kita pahami dengan daya piker manusiawi kita. Dalam Kitab Suci, para penulisnya hanya mampu memberikan bahasa symbol yang adalah gambaran yang dapat dimengerti oleh akal kemanusiawian kita. Namun Hakikat Allah tak dapat didefinisikan dengan bahasa kemanusiaan. Demikianlah penyebutan gambaran Allah yang adalah “Tak terselami”, “Tak terhampiri”, “Berawal dari ketiadaan”.
            Allah bukan ciptaan yang berasal dari kesatuan banyak unsur pembentuk wujud. Namun inilah ke-Maha-an Allah yang tak terselami. Bagaimana kita membahasakan/mendefinisikan sesuatu yang bukan berasal dari ciptaan. Karena Allah bukan berawal dan berasal dari sebuah unsur/ciptaan. Dari sebab itu tak satu ciptaanpun mampu menyelami dan memahami Hakekat Allah. Namun, kita bisa menyelami-Nya. Inilah yang disebut pengalaman akan Allah.

            Dari Allah kita menerima Daya Ilahi dan Daya Hidup yang adalah Roh-Nya. Allah menghembuskan Nafas-Nya kepada Adam dan Adam menjadi hidup. Daya Hidup pada Adam membuat Adam menjadi manusia yang hidup. Hidup adalah karya yang agungdan misteri. Sangat simpel dan sederhana. Hanya hembusan Nafas Hidup maka terciptalah ciptaan yang unik dan khusus.
            Hidup dalam hal ini saya arahkan pada Daya Ilahi Allah yakni Roh Allah itu sendiri. Hiduplah yang menjadikan Adam adalah manusia yang baik adanya. Namun kita harus menyadari misteri apa yang ada di dalam peristiwa Allah menghembuskan Nafas Hidup pada Adam? Dalam hal ini kita harus melihat dengan kacamata yang khusus. Allah tidak hanya mencipta dan memberi Nafas Hidup namun dalamnya Allah memberi makna yang terdalam antara Allah-Hidup-Adam. Hidup adalah jembatan penghubung antara Ciptaan dan Pencipta. Hidup ini adalah daya cipta yang bukan hanya hidup semata seperti Hewan dan Tumbuhan hidup. Namun Hidup menjadi jembatan penyatuan antara kita dengan Allah. Hidup adalah Via Misterio Contemplatio (Jalan Misteri Kontemplasi).
            Suatu pendefinisian yang padat dan sarat makna. Namun dalam hal ini kita mau dengan sederhana mengerti dan mengalami arti Hidup. Hidup yang diterima Adam juga kita terima namun sudah berbeda.
Arti Hidup…
            Hidup memiliki banyak unsur pendukung yang dalamnya memiliki daya Ilahi yan tidak dimiliki oleh siapa dan apapun selain pemberi Hidup itu sendiri. Demikianlah Allah yang diimani adalah pemberi Hidup itu sendiri, menghembuskan Roh-Nya kepada Adam dan dia hidup. Daya Ilahi yang ada dalam Hidup itu menghidupi Adam namun tidak melebur di dalam keberadaan Adam semulanya dan seadanya adalah fana (tercipta dari Ciptaan).
            Hidup menjadi pusat daya penggerak dari jiwa, pikiran, batin dan semua yang ada di dalam Adam yang menghidupkan dia sebagai seorang manusia yang adalah salah satu dari penerima Hidup.
            Hidup mengitari dan membalut Alam Semesta dan seluruh keberadaan di dalamnya. Hidup dalam hal ini bukan hanya sifat untuk hidup dan bujan udara yang kita hidup semata. Namun penyatuan dan jalinan antara Pembawa hidup itu dengan makhluknya. Manusia dan Hewan bernafas dan memerlukan udara untuk bernafas agar hidup dan Tumbuhan berfotosintesis untuk kelangsungan pertumbuhannya. Namun dalam hal ini bukan semata udara dan proses fotosintesis. Hidup memiliki kekuatan daya yang benar-benar tak terungkapkan dan dapat diterangkan. Demikianlah Hidup menjadi satu daya Utama dan Prima dari senua yang ada di Alam Semesta ini karena Hidup bukan diciptakan namun pancaran dari karya Allah. Karena Allah yang adalah Ada dari Ketiadaan menghembuskan Hidup yang adalah keutamaan-Nya kepada Adam.
            Sifat utama dan prima ini tidak dapat diciptakan namun dapat dihadirkan dari sebuah kesatuan antara dua benda yang memiliki daya/kekuatan Hidup itu. Demikianlah pria dan wanita, kutub-kutub magnet dan dua poros daya yang saling menyatu mengalirkan dan menghadirkan Hidup tersebut. Demikianlah Hidup mengalami reaksi dan aksi serta membentuk perkembangan dan penyusutan dalam perjalanan waktu.
            Hidup memiliki misteri yang tak terhampiri. Kerena hidup bukan benda yang dapat ditemukan dan diciptakan. Hidup itu sudah ada sedari Awal dan berasal dari Vita Prima yakni Kehidupan Pertama.
            Dalam Hidup yang menggerakkan seluruh keutamaan kehidupan Adam/manusia. Hidup mendayai jiwa, pemikiran, batin, budi dan menjadikan manusia benar-benar Hidup dalam sebuah tubuh yang adalah fana.
            Sampai saat ini belum ada manusia menyebut Ilmu Hidup. Namun untuk mengenal dan mengetahui Hidup itu kita harus melepas Hidup yang ada dalam diri kita dan Hidup itu menghadap pada Vita Prima lewat Via Prima (Jalan Utama).
            Demikianlah Hidup itu adalah Roh yang menjadi Daya peng-ada pada Adam. Ketika kita mau mengenal Hidup=Roh dan kehidupan ini, kita harus masuk sebentar ke ruang hening, dimana kita menemukan sebuah ruang yang di dalamnya kita melihat keadaan kita yang sebenarnya. Roh terlepas dari Adam dan Roh itu berserah dengan Allah yang adalah Vita Prima, karena hanya dalam keadaan roh-lah kita menghadap Allah yang adalah Roh dan Kebenaran Utama.
            Demikianlah betapa lama dan panjangnya perjalanan menemukan jalan utama (Via Prima) untuk masuk dan bersehadap dengan Allah. Dari kita Harus terlepas dan Roh kita dapat berserah dengan Allah. Kerena awalnya adalah Hidup yang adalah Roh.
Bayangan Adam…
            Adam adalah manusia pertama diciptakan demikianlah Kitab Kejadian menggambarkan Adam sebagai manusia pertama yang menerima Daya Ilahi Allah lewat Hidup secara langsung kepadanya.
            Hawa/Perempuan adalah ciptaan yang tercipta dari sebuah ciptaan. Demikianlah Hawa yang digambarkan dalam Kitab Kejadian diambil dari tubuh Adam yang adalah benda fana yang memiliki Hidup (Roh Allah). Setelah Adam memiliki Hidup dari padanya tercipta manusia baru yang akan melahirkan manusia-manusia baru. Namun dalam hal ini benarlah Musa mengalami Kontemplasi yang sangat dalam karena dia menemukan lewat wahyu Via Prima untuk bersehadap dengan Allah. Musa dalma Kitab Kejadian menuliskan bagaimana Penciptaan itu. Namun dia bukan hanya menceritakan tentang kisah penciptaan. Dalamnya ada ajaran tentang Hidup dan Via Prima. Demikianlah Allah menciptakan Alam Semesta dengan baik adanya. Dan Allah menciptakan segala makhluk yang Hidup (Menerima dari pada-Nya Hidup itu) dan terakhir sekali manusia diciptakan-Nya dan baiklah ciptaan itu manusia pertama Adam.
            Dalam kisah penciptaan awal, tidak ada diterangkan bagaimana Hidup itu berkembang. Tanaman dan Hewan tidak dikisahkan diberi jantan dan betina. Hanya dikisahkan berkembang biak yang adalah ciri Hidup. Namun cerita Adam dan Hawa punya nilai baru bagi kita, karena dalamnya bukan hanya berisikan kisah tentang penciptaan, Alam Semesta namun di dalamnya kita diberitahukannya jalan dan cara bersatu dengan Allah.
            Adam yang dibentuk Allah dari debu yang adalah barang fana/ ciptaan dan merupakan dari bagian Alam Semesta. Unsur Alam yang komplit menyatu di dalamnya. Debu dalam hal ini mencakup unsur-unsur alam ini, bukan debu tanah semata. Yang mana di dalamnya terkandung seluruh unsur utama alam semesta yang diberikan/dihembusi Nafas Hidup (Roh Allah). Unsur Hidup adalah unsur terakhi rdan menjadi unsur utama dalam penciptaan. Hidup bukan diciptakan dan bukan diambil dari ciptaan yang telah ada. Namun unsur Hidup berasal dari Allah yang disebut Roh Allah sendiri. Demikianlah Adam menjadi hidup karena Roh Allah. Dialah ciptaan awal dan agung di alam semesta karena ada daya/unsur utama di dalamnya yakni Roh Allah.
            Hawa yang diambil dari bagian tubuh Adam yang adalah ciptaan yang memiliki Roh Allah yang bukan berasal dari yang ada, tumbuh menjadi manusia yang mendampingi Adam. Hawa tidak dihembusi Nafas Hidup namun dihidupkan. Demikianlah manusia selanjutnya tercipta dari ciptaan dan memiliki pancaran Hidup. Hidup yang dihembus kepada Adam, Hidup itu juga ada pada kita. Roh yang diterima Adam, Roh itu juga yang kita terima.
            Namun dalam hal ini Hawa sudah beda dengan Adam, karena Adam menerima Roh Allah langsung. Kita adalah gambaran Adam dan adalah segambar dengan Allah karena Roh-Nya ada dalam Adam.
            Dalam hal ini kita andaikan sebuah lilin yang pertama dinyalakan dengan api baru. Lilin tersebut memancarkan cahaya lilin yang terang. Namun cahaya/api yang berasal dari lilin pertama tidak berkurang ketika lilin-lilin lain mengambil/dihidupkan dari api yang ada di lilin yang pertama. Demikianlah Hidup tetap ada pada Hawa dan Hidup itu kita terima dalam kehidupan kita ini tanpa kurang namun tetap akan tidak sama seperti Hidup yang diterima Adam yakni Hidup Awali.
            Saat Hawa tercipta, ia diambil dari bagian tubuh Adam. Demikianlah manusia saat ini berasal dari ciptaan. Dengan demikian dapat dikatakan Hawa adalah ciptaan dari ciptaan yang tercipta. Sedangkan Adam adalah ciptaan dari penciptaan yang tercipta dan menerima Daya Cipta/Hidup. Pada manusia sekarang ini Hidup hadir dan sampai kapanpun akan hadir, namun bagaimana caranya agar Hidup itu murni kembali seperti Adam terima dari Vita Prima yakni Allah? Dengan kemurnian Hidup itulah kita bersatu dalam kepenuhan Roh Ilahi kita bersama Allah dalam Roh dan kebenaran. Murni dalam hal ini adalah kutuhan dan kesempurnaan yang tidak cacat atau cemar. Hidup itu awalnya cemerlang dan indah, namun karena kelemahan dan kefanaan dari daging kita, dia tidak secemerlang dan seterang sedari awal.
            “Ketika itulah Tuhan Allah membentuk manusia dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; Demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup” inilah kutipan penutup kisah penciptaan Adam sebagai ciptaan awal
            Manusia Adam hidup karena Hidup yang dihembuskan kepadanya. Roh Allah memberikan Hidup padanya, dan Adam adalah manusia Ilahi karena dia menerima Roh Allah itu secara langsung. Kita adalah bayangan-bayangan Adam yang hanya menerima pancaran dari Hidup itu.
            Inilah jalan yang ditunjukkan kepada kita. Kita yang adalah ciptaan dari ciptaan yang tercipta kembali dari pria dan wanita yang bersatu menjadi manusia baru. Dengan memurnikan Roh itu kita melangkah untuk berserah dengan Allah yang adalah Roh dan kebenaran utama.
            Ditambah dosa asal, yang menjadikan kita tidak sehakekat ciptaan Adam Awali. Dari inilah kita menerima panggilan khusus untuk kembali kepada hakekat Adam Awali yang indah karena Roh Allah. Demikianlah dalam kehidupan ini kita mau berjalan dengan jalan pertama (Via Prima) untuk sampai kepada Vita Prima dengan melakukan Via Misterio Contemplatio.

Rahib Christian Amore, Mei 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar