Adam…
“ Pada mulanya semua diciptakan baik adanya, dan Allah
memberkatinya”
Langkah
Awal
Dalam
perjalanan waktu, dalam permenunganku, aku mencoba masuk ke dalam sebuah
misteri keheningan merenungkan tentang kisah penciptaan Alam Semesta. Berawal
dari permenungan akan mengenal diri ini untuk masuk kepada inti kedalaman
sebuah doa yang membawa aku kepada pengalaman bersehadap dengan Allah dan
berserah kepada-Nya. Demikianlah hal ini mengantarkan aku untuk mengenal Dia
yang telah ada di dalam adaku dan telah sangat lama ada di dunia ini sedari
ketiadaan.
Masuk
ke Dunia Lepas
Dari
kekosongan dan kerendahanku aku melangkah dan masuk ke inti terdalam sebuah
ruang hening. Tidak ada apa-apa selain keheningan. Benar-benar padat dan berat.
Aku ditarik serasa aku semakin kecil dan semakin kecil lagi dalam kekosongan
dan keheningan itu. Dalamnyalah aku mengalami banyak hal yang baru aku lihat
dan alami. Adaku bukan berfantasi dan berhalusinasi, karena aku sadar dan
terjaga dalamnya. Tak terasa aku ditarik lebih dalam dan semakin dalam sampai
aku bukan lagi apa-apa dari semua yang ada di sekelilingku. Ya… inilah awal dan
langkah pertamaku mengerti arti kata Kosong dan Hening dan dalamnya berisi
banyak misteri yang tak terhampiri.
Dari
sini aku belajar bahwa untuk mengenal semuanya aku harus mengalami semuanya.
Dan ketika aku mengalami semuanya aku harus melepas diriku dari kemanusiawianku,
egoku, rasaku, pikirku, anganku, ciptaku, kehendakku dan daya-daya dalam
kemanusiawianku. Demikianlah aku bukan apa-apa nemun aku punya makna dan arti
di dalamnya yang tak terungkap dan tak terucap.
Dunia
ini adalah baik adanya…
Betapa
tak terselami dan terpahami akan hidup dan kehidupan ini. Aku tak berani
berkata apa-apa. Aku takut, aku salah mendefinisikannya. Karena kata-kataku
serasa tak cukup dan sanggup mengungkapkan pemandangan itu.
Berada
dalam pengalaman melihat dan seluruhnya seakan berada dalam dunia yang aku
dapat melihat seluruhnya. Setiap gerak dan peredarannya tak terpahami. Dunia
ini benar-benar baik adanya, karena ia berada dalam tatanan alam yang tercipta
dari sebuah karya yang teramat misteri. Yang di dalamnya aku hidup, bergerak,
da nada. Yang di dalamnya aku mencoba memilih jalan khusus.
Awalnya
aku bertanya dalam diriku, “ untuk apakah aku hidup dengan menjalani cara hidup
yang asing ini?” dan dari sini aku berani berkata karena aku tercipta baik
adanya. Dalam hidup, tidak melihat jadi apa dan bagaimana kehidupan dari
seseorang. Namun bagaimana cara dia kembali baik karena dia adalah ciptaan yang
baik adanya.
Dunia
dan segala yang ada di dalamnya menjalani jalannya masing-masing dan saatnya
pasti akan tiba, bahwa semua kembali kepada ketiaadaan.
Permenungan
ini benar-benar sangat sulit didefinisikan namun saat aku melihat semunya, aku
terpenuhi dengan arti yang ada di dalamnya, bahwa semua yang ada hanyalah
perubahan. Perubahan akan terhenti pada saat “Tidak ada” atau “Mati”. Namun
bukan terhenti sampai di situ, namun itu adalah langkah awal dari hidup.
Penciptaan…
Mengenal
diri ini adalah mengenal hidup dan pemberi kehidupan serta ke arah mana
melangkah kehidupan ini. Demikianlah dalam sekolah rohani ini, aku selalu
ditarik untuk semakin mendalami makna dari diri ini. Yang dalamnya aku semakin
menyadari, mengalami dan memaknai kehidupan ini. Dan yang paling penting aku
berdiri pada keyakinanku bahwa hidupku sepenuhnya berasal dari Allah yang
benar-benar misteri.
“Bagaimana
kita dapat percaya akan Allah sedangkan kita tidak melihatnya?” Ini adalah
pertanyaan yang sangat pesimistis bagi orang yang tak memiliki harapan. Namun,
pertanyaan ini dapat menjadi sebuah batu acuan untuk masuk kepada kontemplasi
akan pengalaman dalam Allah. Benarlah yang dikatakan “Orang paling bodohlah
orang yang tak memiliki pengharapan. Orang teramat malanglah orang yang terlalu
berharap. Namun orang bijak selalu memiliki harapan”. Demikianlah, sayapun pernah
mengalami titik paling rendah, yang dalamnya hadir pertanyaan-pertanyaan yang
membuat diri ini putus asa. Namun saya berani terus melangkah dan percaya bahwa
saya tidak akan membiarkan ini lama.
Dari
saat itu, saya mengalami kedalaman hidup ini, memulainya dengan mengenal diri
ini.
Sedari
awal penciptaan semua terjadi dalam karya yang tak terselami yang adanya Baik
seawall diciptakan. Demikian semua dijadikan. Alam semesta dan Jagat raya
diciptakan baik adanya.
Hidup…
Hidup
adalah sifat dan keadaan di mana adanya aksi dan reaksi, dari sebuah benda yang
mana benda tersebut memiliki daya dan kekuatan dalam keberadaannya yang
merupakan intensitas yang ada di dalam kehidupan sebuah benda mati yang
dalamnya terubah bahwa benda tersebut berproses menjadi berkembang dan
menyusut. Dalam hal ini sifat hidup berasal dari Hidup yang adalah daya Ilahi
yang diberikan Allah ketika Ia menghembuskan nafas hidup ke dalam hidung Adam.
Dalam hal ini bukan hanya udara yang menjadi objek yang diberikan melainkan
Daya Ilahi yakni Roh Allah sendiri hadir dan diberikan untuk mencipta daya
hidup pada Adam.
Allah
bukanlah benda atau suatu unsur yang kita pahami dengan daya piker manusiawi
kita. Dalam Kitab Suci, para penulisnya hanya mampu memberikan bahasa symbol
yang adalah gambaran yang dapat dimengerti oleh akal kemanusiawian kita. Namun
Hakikat Allah tak dapat didefinisikan dengan bahasa kemanusiaan. Demikianlah
penyebutan gambaran Allah yang adalah “Tak terselami”, “Tak terhampiri”,
“Berawal dari ketiadaan”.
Allah
bukan ciptaan yang berasal dari kesatuan banyak unsur pembentuk wujud. Namun
inilah ke-Maha-an Allah yang tak terselami. Bagaimana kita
membahasakan/mendefinisikan sesuatu yang bukan berasal dari ciptaan. Karena
Allah bukan berawal dan berasal dari sebuah unsur/ciptaan. Dari sebab itu tak
satu ciptaanpun mampu menyelami dan memahami Hakekat Allah. Namun, kita bisa
menyelami-Nya. Inilah yang disebut pengalaman akan Allah.
Dari
Allah kita menerima Daya Ilahi dan Daya Hidup yang adalah Roh-Nya. Allah
menghembuskan Nafas-Nya kepada Adam dan Adam menjadi hidup. Daya Hidup pada
Adam membuat Adam menjadi manusia yang hidup. Hidup adalah karya yang agungdan
misteri. Sangat simpel dan sederhana. Hanya hembusan Nafas Hidup maka
terciptalah ciptaan yang unik dan khusus.
Hidup
dalam hal ini saya arahkan pada Daya Ilahi Allah yakni Roh Allah itu sendiri.
Hiduplah yang menjadikan Adam adalah manusia yang baik adanya. Namun kita harus
menyadari misteri apa yang ada di dalam peristiwa Allah menghembuskan Nafas
Hidup pada Adam? Dalam hal ini kita harus melihat dengan kacamata yang khusus.
Allah tidak hanya mencipta dan memberi Nafas Hidup namun dalamnya Allah memberi
makna yang terdalam antara Allah-Hidup-Adam. Hidup adalah jembatan penghubung
antara Ciptaan dan Pencipta. Hidup ini adalah daya cipta yang bukan hanya hidup
semata seperti Hewan dan Tumbuhan hidup. Namun Hidup menjadi jembatan penyatuan
antara kita dengan Allah. Hidup adalah Via Misterio Contemplatio (Jalan Misteri
Kontemplasi).
Suatu
pendefinisian yang padat dan sarat makna. Namun dalam hal ini kita mau dengan
sederhana mengerti dan mengalami arti Hidup. Hidup yang diterima Adam juga kita
terima namun sudah berbeda.
Arti
Hidup…
Hidup
memiliki banyak unsur pendukung yang dalamnya memiliki daya Ilahi yan tidak dimiliki
oleh siapa dan apapun selain pemberi Hidup itu sendiri. Demikianlah Allah yang
diimani adalah pemberi Hidup itu sendiri, menghembuskan Roh-Nya kepada Adam dan
dia hidup. Daya Ilahi yang ada dalam Hidup itu menghidupi Adam namun tidak
melebur di dalam keberadaan Adam semulanya dan seadanya adalah fana (tercipta
dari Ciptaan).
Hidup
menjadi pusat daya penggerak dari jiwa, pikiran, batin dan semua yang ada di
dalam Adam yang menghidupkan dia sebagai seorang manusia yang adalah salah satu
dari penerima Hidup.
Hidup
mengitari dan membalut Alam Semesta dan seluruh keberadaan di dalamnya. Hidup
dalam hal ini bukan hanya sifat untuk hidup dan bujan udara yang kita hidup
semata. Namun penyatuan dan jalinan antara Pembawa hidup itu dengan makhluknya.
Manusia dan Hewan bernafas dan memerlukan udara untuk bernafas agar hidup dan
Tumbuhan berfotosintesis untuk kelangsungan pertumbuhannya. Namun dalam hal ini
bukan semata udara dan proses fotosintesis. Hidup memiliki kekuatan daya yang
benar-benar tak terungkapkan dan dapat diterangkan. Demikianlah Hidup menjadi
satu daya Utama dan Prima dari senua yang ada di Alam Semesta ini karena Hidup
bukan diciptakan namun pancaran dari karya Allah. Karena Allah yang adalah Ada
dari Ketiadaan menghembuskan Hidup yang adalah keutamaan-Nya kepada Adam.
Sifat
utama dan prima ini tidak dapat diciptakan namun dapat dihadirkan dari sebuah
kesatuan antara dua benda yang memiliki daya/kekuatan Hidup itu. Demikianlah
pria dan wanita, kutub-kutub magnet dan dua poros daya yang saling menyatu
mengalirkan dan menghadirkan Hidup tersebut. Demikianlah Hidup mengalami reaksi
dan aksi serta membentuk perkembangan dan penyusutan dalam perjalanan waktu.
Hidup
memiliki misteri yang tak terhampiri. Kerena hidup bukan benda yang dapat
ditemukan dan diciptakan. Hidup itu sudah ada sedari Awal dan berasal dari Vita
Prima yakni Kehidupan Pertama.
Dalam
Hidup yang menggerakkan seluruh keutamaan kehidupan Adam/manusia. Hidup
mendayai jiwa, pemikiran, batin, budi dan menjadikan manusia benar-benar Hidup
dalam sebuah tubuh yang adalah fana.
Sampai
saat ini belum ada manusia menyebut Ilmu Hidup. Namun untuk mengenal dan
mengetahui Hidup itu kita harus melepas Hidup yang ada dalam diri kita dan
Hidup itu menghadap pada Vita Prima lewat Via Prima (Jalan Utama).
Demikianlah
Hidup itu adalah Roh yang menjadi Daya peng-ada pada Adam. Ketika kita mau
mengenal Hidup=Roh dan kehidupan ini, kita harus masuk sebentar ke ruang
hening, dimana kita menemukan sebuah ruang yang di dalamnya kita melihat
keadaan kita yang sebenarnya. Roh terlepas dari Adam dan Roh itu berserah
dengan Allah yang adalah Vita Prima, karena hanya dalam keadaan roh-lah kita
menghadap Allah yang adalah Roh dan Kebenaran Utama.
Demikianlah
betapa lama dan panjangnya perjalanan menemukan jalan utama (Via Prima) untuk
masuk dan bersehadap dengan Allah. Dari kita Harus terlepas dan Roh kita dapat
berserah dengan Allah. Kerena awalnya adalah Hidup yang adalah Roh.
Bayangan
Adam…
Adam
adalah manusia pertama diciptakan demikianlah Kitab Kejadian menggambarkan Adam
sebagai manusia pertama yang menerima Daya Ilahi Allah lewat Hidup secara
langsung kepadanya.
Hawa/Perempuan
adalah ciptaan yang tercipta dari sebuah ciptaan. Demikianlah Hawa yang
digambarkan dalam Kitab Kejadian diambil dari tubuh Adam yang adalah benda fana
yang memiliki Hidup (Roh Allah). Setelah Adam memiliki Hidup dari padanya
tercipta manusia baru yang akan melahirkan manusia-manusia baru. Namun dalam
hal ini benarlah Musa mengalami Kontemplasi yang sangat dalam karena dia
menemukan lewat wahyu Via Prima untuk bersehadap dengan Allah. Musa dalma Kitab
Kejadian menuliskan bagaimana Penciptaan itu. Namun dia bukan hanya
menceritakan tentang kisah penciptaan. Dalamnya ada ajaran tentang Hidup dan
Via Prima. Demikianlah Allah menciptakan Alam Semesta dengan baik adanya. Dan
Allah menciptakan segala makhluk yang Hidup (Menerima dari pada-Nya Hidup itu)
dan terakhir sekali manusia diciptakan-Nya dan baiklah ciptaan itu manusia
pertama Adam.
Dalam
kisah penciptaan awal, tidak ada diterangkan bagaimana Hidup itu berkembang.
Tanaman dan Hewan tidak dikisahkan diberi jantan dan betina. Hanya dikisahkan
berkembang biak yang adalah ciri Hidup. Namun cerita Adam dan Hawa punya nilai
baru bagi kita, karena dalamnya bukan hanya berisikan kisah tentang penciptaan,
Alam Semesta namun di dalamnya kita diberitahukannya jalan dan cara bersatu
dengan Allah.
Adam
yang dibentuk Allah dari debu yang adalah barang fana/ ciptaan dan merupakan
dari bagian Alam Semesta. Unsur Alam yang komplit menyatu di dalamnya. Debu
dalam hal ini mencakup unsur-unsur alam ini, bukan debu tanah semata. Yang mana
di dalamnya terkandung seluruh unsur utama alam semesta yang diberikan/dihembusi
Nafas Hidup (Roh Allah). Unsur Hidup adalah unsur terakhi rdan menjadi unsur
utama dalam penciptaan. Hidup bukan diciptakan dan bukan diambil dari ciptaan
yang telah ada. Namun unsur Hidup berasal dari Allah yang disebut Roh Allah
sendiri. Demikianlah Adam menjadi hidup karena Roh Allah. Dialah ciptaan awal
dan agung di alam semesta karena ada daya/unsur utama di dalamnya yakni Roh
Allah.
Hawa
yang diambil dari bagian tubuh Adam yang adalah ciptaan yang memiliki Roh Allah
yang bukan berasal dari yang ada, tumbuh menjadi manusia yang mendampingi Adam.
Hawa tidak dihembusi Nafas Hidup namun dihidupkan. Demikianlah manusia
selanjutnya tercipta dari ciptaan dan memiliki pancaran Hidup. Hidup yang
dihembus kepada Adam, Hidup itu juga ada pada kita. Roh yang diterima Adam, Roh
itu juga yang kita terima.
Namun
dalam hal ini Hawa sudah beda dengan Adam, karena Adam menerima Roh Allah
langsung. Kita adalah gambaran Adam dan adalah segambar dengan Allah karena
Roh-Nya ada dalam Adam.
Dalam
hal ini kita andaikan sebuah lilin yang pertama dinyalakan dengan api baru.
Lilin tersebut memancarkan cahaya lilin yang terang. Namun cahaya/api yang
berasal dari lilin pertama tidak berkurang ketika lilin-lilin lain
mengambil/dihidupkan dari api yang ada di lilin yang pertama. Demikianlah Hidup
tetap ada pada Hawa dan Hidup itu kita terima dalam kehidupan kita ini tanpa
kurang namun tetap akan tidak sama seperti Hidup yang diterima Adam yakni Hidup
Awali.
Saat
Hawa tercipta, ia diambil dari bagian tubuh Adam. Demikianlah manusia saat ini
berasal dari ciptaan. Dengan demikian dapat dikatakan Hawa adalah ciptaan dari
ciptaan yang tercipta. Sedangkan Adam adalah ciptaan dari penciptaan yang
tercipta dan menerima Daya Cipta/Hidup. Pada manusia sekarang ini Hidup hadir
dan sampai kapanpun akan hadir, namun bagaimana caranya agar Hidup itu murni
kembali seperti Adam terima dari Vita Prima yakni Allah? Dengan kemurnian Hidup
itulah kita bersatu dalam kepenuhan Roh Ilahi kita bersama Allah dalam Roh dan
kebenaran. Murni dalam hal ini adalah kutuhan dan kesempurnaan yang tidak cacat
atau cemar. Hidup itu awalnya cemerlang dan indah, namun karena kelemahan dan
kefanaan dari daging kita, dia tidak secemerlang dan seterang sedari awal.
“Ketika
itulah Tuhan Allah membentuk manusia dari debu tanah dan menghembuskan nafas
hidup ke dalam hidungnya; Demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup”
inilah kutipan penutup kisah penciptaan Adam sebagai ciptaan awal
Manusia
Adam hidup karena Hidup yang dihembuskan kepadanya. Roh Allah memberikan Hidup
padanya, dan Adam adalah manusia Ilahi karena dia menerima Roh Allah itu secara
langsung. Kita adalah bayangan-bayangan Adam yang hanya menerima pancaran dari
Hidup itu.
Inilah
jalan yang ditunjukkan kepada kita. Kita yang adalah ciptaan dari ciptaan yang
tercipta kembali dari pria dan wanita yang bersatu menjadi manusia baru. Dengan
memurnikan Roh itu kita melangkah untuk berserah dengan Allah yang adalah Roh
dan kebenaran utama.
Ditambah
dosa asal, yang menjadikan kita tidak sehakekat ciptaan Adam Awali. Dari inilah
kita menerima panggilan khusus untuk kembali kepada hakekat Adam Awali yang
indah karena Roh Allah. Demikianlah dalam kehidupan ini kita mau berjalan
dengan jalan pertama (Via Prima) untuk sampai kepada Vita Prima dengan
melakukan Via Misterio Contemplatio.
Rahib Christian Amore, Mei 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar