Dalam
selubung rahasia......
Dua waktu dimana kita bersehadap dengan Allah menjadi
momen yang penuh rahasia. Tidak ada yang dapat menguraikan penjelasan yang
secara mendalam dan benar akan proses kehidupan terjadi dalam janin, saya pun
tidak. Demikianpun demikian namun saat kita mengenal diri kita seadanya teramat
teerpesona akan diri kita yang memiliki nilai luhur dan mulia sebagai ciptaan
walaupun itu berkurang karena keegoisan Adam dan Hawa yang melanggar dengan
kehendak bebasnya memakan buah pengetahuan yang baik dan yang jahat itu.
Bersehadap
dalam hal ini adalah berada di hadapan Karya Ilahi Allah yakni awal kehidupan
dan Awal Kehidupan Ilahi di hadapan-Nya selamanya.
Tepatlah
dikatakan “Mati” meerupakan gerbang. Adam dan Hawa dikatakan “mati” ketika
memakan buah pengetahuan yang baik dan yang jahat. Namun bukan mati secara
badaniah namun mati secara Keilahiannya. Bahwa Insensi Ilahi dari Hidup yang
berasal dari Allah diambil dari padanya maka Adam dan Hawa mati dalam keilahian
mereka sebagai ciptaan Agung dan Ilahi. Sedangkan manusia sekarang “mati”
berarti ia meninggalkan badan yang fana ini dan Hidup yang ada dan tinggal
selama hidup di dunia kembali kepada intensi keIlahian semula. Demikianlah
unsur keIlahian kembali kepada asalnya yakni Ilahi. Yang mana selama ini telah
tinggal dan dibungkus dalam kefanaan.
Dalam
rahim manusia bersehadap dengan Allah karena di dalam rahimlah terjadi gerak
karya penciptaan. Dalam waktu yang lama, benih kemanusiaan dibentuk dan
berproses kembang namun Hidup itu telah hadir dari awal. Benih yang diberikan
Adam adalah wakil dari bagian tubuh-Nya. “ Lalu Tuhan Allah membuat manusia itu
tidur nyenyak; ketika ia tidur, Tuhan Allah mengambil salah satu rusuk dari
padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. Dan dari rusuk yang diambil
Tuhan Allah dari manusia itu dibangun-Nyalah saorang perempuan, lalu dibawanya
kepada manusia itu.” Dan Hawa mengandung manusia pertama yang lahir dari rahim
bukan diciptakan. Saat di dalam rahim dalam waktu yang lama benih Hidup yang
hadir karena kesatuan dari dua Hidup disatukan antara sperma dan sel telur yang
sama-sama membawa daya Hidup awali dipersatukan. Bukan diambil dari bagian
tubuh dan ditutup/dibungkus dengan daging dan diciptalah manusia. Demikian Hawa
dicipta namun manusia baru ini dilahirkan yakni hidup karena proses pembentukan
di dalam rahim. Kala sperma dan sel telur bertemu dan menyatu. Dua daya hidup
dan saling bersatu dan menjadi satu kesatuan penuh dan utuh tak terpecahkan dan
tak terpisahkan melainkan bertumbuh besar dan semakin besar sampai membentuk
diri seorang manusia yang secitra/segambar dengan sumber awalinya yakni Adam
dan Hawa. Saat yang cukup panjang dan ala mini manusia dalam bentuk janin
bertumbuh dan berproses. Hidup menjadikan janin mengalami proses yang panjang.
Saat proses yang panjang itulah manusia yang masih dalam rupa janin berada di
hadapan Allah karena Allah masih berkarya dan berproses mencipta dengan cara
yang berbeda dari awalnya seperti kepada Adam dan Hawa.
Demikianlah
betapa kita menyadari arti kehadiran diri kita di hadapan Allah di dalam janin yang bertumbuh dan berproses.
Diri kita dan Allah saling bersehadap. Coba perhatikan bentuk dan posisi dari
sebuah janin di dalam rahim ibunya. Iya layaknya menyembah dan menundukkan
kepala. Tangan yang sejajar dan kaki yang tertekuk dengan kepala seperti
menunduk. Dalam hal ini mungkin hanya sederhana dan sepintas lalu saja namun
penuh makna di mana dalam kekecilan kesederhanaan serta kerendahan kita, kita
berada di hadapan Allah. Kemanusiaan kita di dalam rahim mau mengatakan kepada
kita bahwa kita kecil dan tak berdaya di hadapan Allah Sang Pencipta.
Karya
penciptaan masih terjadi dan terus terjadi dari awal sampai akhir zaman. Proses
kehidupan dalam penyelenggaraan karya penciptaan terus terjadi. Demikianlah
Allah sangat misteri itu sangat sulit untuk dipahami dan diketahui demikianpun
proses penciptaan ini benar-benar sangat sulit untuk dipahami. Dua sel saling
bertemu dan kemudian berproses secara pelan membentuk seluruh bagian dalam
tubuh manusia, menbentuk tulang-tulang dan darah secara bersamaan seraya
terbentuk daging sebagai pembungkus yang mana daging terbentuk pelan-pelan
dalam proses membentuk tubuh bagian luar, tangn, kaki, kuping, hidung, bibir,
kepala, mata dan semua dibentuk dalam proses yang benar-benar sangat misteri
sekali. Demikianlah manusia diciptakan dan kemudian manusia dilahirkan.
Saat proses
penciptaan dalam rahim, kita harus menyadari bahwa Allah masih berkarya dengan
cara yang berbeda namun tetap terjadi hingga saat ini. Dan saat-saat proses
penciptaan tersebut dari awal sampai akhir proses penciptaan itu yang mana
janin masih berada di dalam rahim ibunya, manusia berada di hadapan penciptanya
yakni Allah. Sungguh suatu yang sangat agung dan penuh makna dalam selubung
rahasia yakni terjadi sebuah penciptaan. Betapa terberkatilah semua rahim di
dunia yang dalamnya terjadi pengulangan proses penciptaan, yang dalamnya
terjadi kehadiran gerak Hidup yang hanya karena penyatuan dua sel yang saling
terkait dan menyatu sehingga terbentuk menjadi manusia.
Ah......
sungguh benar-benar saat yang paling bermakna saat dimana kita merenungkan
pertanyaan “Siapakah saya?” Marilah merenung dan bercermin dari manakah
kemanusiawian saya yang sekarang ini. Kita adalah manusia yang diciptakan
dengan penuh misteri yang tak terselami. Manusia yang sedari awalnya adalah
benih hidup yang teramat kecil yang mengalami prosesnya secara pelan-pelan
dalam waktu yang panjang dan lama. Tidak ada yang buru-buru, tidak ada yang
saling mendahulukan dan semua berproses seturut karya penciptaan sampai manusia
itu terbentuk secitra dengan manusia awalnya. Dalamnya kita menyadari bahwa
rahim yang dibungkus oleh air ketuban dalam ruang gelap-gulita memproses karya
penciptaan ini.
Ah......
sungguh sebuah yang sarat makna, sarat pertanyaan untuk rasa ingin tahu. Semua
pertanyaan-pertanyaan itu dilakukan oleh satu pertanyaan “mengapa terjadi
demikian?” Coba tinggalkan pemikiran namun masuklah dalam keheningan dan
kegelapan karena semuanya juga terjadi dalam keheningan dan kegelapan. Pada
mulanya semua gelap-gulita dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.
Air sumber penghantar daya hidup yang sangat penting. Airlah yang mengalir
dalam tubuh manusia, airlah yang member daya kesehatan pada manusia, airlah
media pertemuan benih sperma dan sel telur bersatu dan dalam air manusia
dibentuk baik adanya.
Banyak
hal dalam hidup kita ini bermakna. Banyak hal yang waktu pun kecil dan
sederhana member makna yang teramat besar pada hidup kita. Manusia memiliki
riwayat hidup yang sungguh sangat rumit untuk dimengerti oleh otak yang kecil
ini dan pasti tidak sanggup. Namun ketika jiwa kita melihatnya dalam kesadaran
penuh dengan hati dan jiwa yang tenang betapa manusia semuanya adalah makhluk
yang sangat indah dan bermakna dihadapan Allah.
Semua
tercipta dalam proses kelahiran namun manusia punya satu hal yang tidak
dimiliki makhluk lainnya yakni pengetahuan yang baik dan yang jahat.
Demikianlah Budi dari manusia hadir bukan dalam rupa daging atau tulang namun
ada dalam diri kemanusiaan kita. Pikiran untuk mengerti dan nmemahami semua
yang dilihat dan terjadi. Perasaan sakit, enak, sedih, gembira, dan banyak
perasaan lainnya hadir dalam kemanusiaan kita. Hewan juga bisa membedakan yang
baik dan jahat. Namun dalam hal ini bukan hal harafiah kemanusiaan di dalam
diri manusia. Namun pengetahuan yang baik dan yang jahat dikatakan dalam hal ini
tentang hal keilahian dan hal Adikodrati. Pengetahuan bukan tentang kemanusiaan
semata namun pengetahuan tentang kailahian manusia sebagai makhluk yang
dilahirkan ke dunia ini mengalami proses hidup tumbuh dan berkembang namun
manusia itu tahu mana yang baik dan mana yang jahat yang mana manusia diberi
pemikiran untuk mengetahui dirinya dan manusia mengetahui yang baik akan
dirinya dan akan yang jahat akan merusak kemanusiannya.
Pengetahuan
yang baik dan yang jahat mau mengarahkan kita pada kesadaran tertinggi akan
diri kemanusiawian kita dan dalam kesadaran ini kita tahu yang baik dan jahat
yang dalamnya kita tahu mengarahkan jiwa kita kembali kepada ciptaan awal yang
adalah baik adanya dan pengetahuan yang jahat adalah kesadaran akan kefanaan
kita. Dalam hal ini bukan tindakan bukan tindakan atau perlakuan jahat namun
hubungan timbale balik antara yang baik dan yang jahat. Bahwa Hidup yang kita
terima berasal dari Adam dan Hawa yang membawanya. Hidup awali itu baik adanya
dan kita disadarkan akan pengetahuan yang baik untuk kembali kepada
kesempurnaan hidup awali itu atau kita tidak mengalami keilahian itu selamanya
karena Hidup yang ada dalam diri kita
tidak kita pelihara dan arahkan kepada kesempurnaan Ilahi yang tertinggi yang
merupakan eksistensi Hidup awali yang kita terima. Demikianlah manusia menjadi
satu-satunya Makhluk yang mengalami kekhususan ini namun kita harus menyadari
bahwa ini terjadi karena manusia Adam dan Hawa melanggar dan tidak sekata
dengan Allah yakni mereka melanggar larangan Allah untuk memakan buah terlarang
itu karena buah itu membawa kita kepada kematian.
Kematian
yang memiliki makna yang lebih tinggi bukan mati hanya karena tidak bergerak
dan hidup.
Demikianlah
manusia dicipta baik adanya dan kita dalam kesadaran tertinggi mengetahui bahwa
kita akan mati dan kita harus mengembalikan Hidup yang kita terima yang
diciptakan baik adanya, baik pula kembali kepada awalnya yakni
keilahian/kesempurnaan Agung.
Rahib Christian Amore, 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar