Senin, 10 Desember 2018

RENUNGAN: 2014, DALAM SELUBUNG RAHASIA



Dalam selubung rahasia......
            Dua waktu dimana kita bersehadap dengan Allah menjadi momen yang penuh rahasia. Tidak ada yang dapat menguraikan penjelasan yang secara mendalam dan benar akan proses kehidupan terjadi dalam janin, saya pun tidak. Demikianpun demikian namun saat kita mengenal diri kita seadanya teramat teerpesona akan diri kita yang memiliki nilai luhur dan mulia sebagai ciptaan walaupun itu berkurang karena keegoisan Adam dan Hawa yang melanggar dengan kehendak bebasnya memakan buah pengetahuan yang baik dan yang jahat itu.
            Bersehadap dalam hal ini adalah berada di hadapan Karya Ilahi Allah yakni awal kehidupan dan Awal Kehidupan Ilahi di hadapan-Nya selamanya.
            Tepatlah dikatakan “Mati” meerupakan gerbang. Adam dan Hawa dikatakan “mati” ketika memakan buah pengetahuan yang baik dan yang jahat. Namun bukan mati secara badaniah namun mati secara Keilahiannya. Bahwa Insensi Ilahi dari Hidup yang berasal dari Allah diambil dari padanya maka Adam dan Hawa mati dalam keilahian mereka sebagai ciptaan Agung dan Ilahi. Sedangkan manusia sekarang “mati” berarti ia meninggalkan badan yang fana ini dan Hidup yang ada dan tinggal selama hidup di dunia kembali kepada intensi keIlahian semula. Demikianlah unsur keIlahian kembali kepada asalnya yakni Ilahi. Yang mana selama ini telah tinggal dan dibungkus dalam kefanaan.
            Dalam rahim manusia bersehadap dengan Allah karena di dalam rahimlah terjadi gerak karya penciptaan. Dalam waktu yang lama, benih kemanusiaan dibentuk dan berproses kembang namun Hidup itu telah hadir dari awal. Benih yang diberikan Adam adalah wakil dari bagian tubuh-Nya. “ Lalu Tuhan Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, Tuhan Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. Dan dari rusuk yang diambil Tuhan Allah dari manusia itu dibangun-Nyalah saorang perempuan, lalu dibawanya kepada manusia itu.” Dan Hawa mengandung manusia pertama yang lahir dari rahim bukan diciptakan. Saat di dalam rahim dalam waktu yang lama benih Hidup yang hadir karena kesatuan dari dua Hidup disatukan antara sperma dan sel telur yang sama-sama membawa daya Hidup awali dipersatukan. Bukan diambil dari bagian tubuh dan ditutup/dibungkus dengan daging dan diciptalah manusia. Demikian Hawa dicipta namun manusia baru ini dilahirkan yakni hidup karena proses pembentukan di dalam rahim. Kala sperma dan sel telur bertemu dan menyatu. Dua daya hidup dan saling bersatu dan menjadi satu kesatuan penuh dan utuh tak terpecahkan dan tak terpisahkan melainkan bertumbuh besar dan semakin besar sampai membentuk diri seorang manusia yang secitra/segambar dengan sumber awalinya yakni Adam dan Hawa. Saat yang cukup panjang dan ala mini manusia dalam bentuk janin bertumbuh dan berproses. Hidup menjadikan janin mengalami proses yang panjang. Saat proses yang panjang itulah manusia yang masih dalam rupa janin berada di hadapan Allah karena Allah masih berkarya dan berproses mencipta dengan cara yang berbeda dari awalnya seperti kepada Adam dan Hawa.
            Demikianlah betapa kita menyadari arti kehadiran diri kita di hadapan Allah di  dalam janin yang bertumbuh dan berproses. Diri kita dan Allah saling bersehadap. Coba perhatikan bentuk dan posisi dari sebuah janin di dalam rahim ibunya. Iya layaknya menyembah dan menundukkan kepala. Tangan yang sejajar dan kaki yang tertekuk dengan kepala seperti menunduk. Dalam hal ini mungkin hanya sederhana dan sepintas lalu saja namun penuh makna di mana dalam kekecilan kesederhanaan serta kerendahan kita, kita berada di hadapan Allah. Kemanusiaan kita di dalam rahim mau mengatakan kepada kita bahwa kita kecil dan tak berdaya di hadapan Allah Sang Pencipta.
            Karya penciptaan masih terjadi dan terus terjadi dari awal sampai akhir zaman. Proses kehidupan dalam penyelenggaraan karya penciptaan terus terjadi. Demikianlah Allah sangat misteri itu sangat sulit untuk dipahami dan diketahui demikianpun proses penciptaan ini benar-benar sangat sulit untuk dipahami. Dua sel saling bertemu dan kemudian berproses secara pelan membentuk seluruh bagian dalam tubuh manusia, menbentuk tulang-tulang dan darah secara bersamaan seraya terbentuk daging sebagai pembungkus yang mana daging terbentuk pelan-pelan dalam proses membentuk tubuh bagian luar, tangn, kaki, kuping, hidung, bibir, kepala, mata dan semua dibentuk dalam proses yang benar-benar sangat misteri sekali. Demikianlah manusia diciptakan dan kemudian manusia dilahirkan.
            Saat proses penciptaan dalam rahim, kita harus menyadari bahwa Allah masih berkarya dengan cara yang berbeda namun tetap terjadi hingga saat ini. Dan saat-saat proses penciptaan tersebut dari awal sampai akhir proses penciptaan itu yang mana janin masih berada di dalam rahim ibunya, manusia berada di hadapan penciptanya yakni Allah. Sungguh suatu yang sangat agung dan penuh makna dalam selubung rahasia yakni terjadi sebuah penciptaan. Betapa terberkatilah semua rahim di dunia yang dalamnya terjadi pengulangan proses penciptaan, yang dalamnya terjadi kehadiran gerak Hidup yang hanya karena penyatuan dua sel yang saling terkait dan menyatu sehingga terbentuk menjadi manusia.
            Ah...... sungguh benar-benar saat yang paling bermakna saat dimana kita merenungkan pertanyaan “Siapakah saya?” Marilah merenung dan bercermin dari manakah kemanusiawian saya yang sekarang ini. Kita adalah manusia yang diciptakan dengan penuh misteri yang tak terselami. Manusia yang sedari awalnya adalah benih hidup yang teramat kecil yang mengalami prosesnya secara pelan-pelan dalam waktu yang panjang dan lama. Tidak ada yang buru-buru, tidak ada yang saling mendahulukan dan semua berproses seturut karya penciptaan sampai manusia itu terbentuk secitra dengan manusia awalnya. Dalamnya kita menyadari bahwa rahim yang dibungkus oleh air ketuban dalam ruang gelap-gulita memproses karya penciptaan ini.
            Ah...... sungguh sebuah yang sarat makna, sarat pertanyaan untuk rasa ingin tahu. Semua pertanyaan-pertanyaan itu dilakukan oleh satu pertanyaan “mengapa terjadi demikian?” Coba tinggalkan pemikiran namun masuklah dalam keheningan dan kegelapan karena semuanya juga terjadi dalam keheningan dan kegelapan. Pada mulanya semua gelap-gulita dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. Air sumber penghantar daya hidup yang sangat penting. Airlah yang mengalir dalam tubuh manusia, airlah yang member daya kesehatan pada manusia, airlah media pertemuan benih sperma dan sel telur bersatu dan dalam air manusia dibentuk baik adanya.
            Banyak hal dalam hidup kita ini bermakna. Banyak hal yang waktu pun kecil dan sederhana member makna yang teramat besar pada hidup kita. Manusia memiliki riwayat hidup yang sungguh sangat rumit untuk dimengerti oleh otak yang kecil ini dan pasti tidak sanggup. Namun ketika jiwa kita melihatnya dalam kesadaran penuh dengan hati dan jiwa yang tenang betapa manusia semuanya adalah makhluk yang sangat indah dan bermakna dihadapan Allah.
            Semua tercipta dalam proses kelahiran namun manusia punya satu hal yang tidak dimiliki makhluk lainnya yakni pengetahuan yang baik dan yang jahat. Demikianlah Budi dari manusia hadir bukan dalam rupa daging atau tulang namun ada dalam diri kemanusiaan kita. Pikiran untuk mengerti dan nmemahami semua yang dilihat dan terjadi. Perasaan sakit, enak, sedih, gembira, dan banyak perasaan lainnya hadir dalam kemanusiaan kita. Hewan juga bisa membedakan yang baik dan jahat. Namun dalam hal ini bukan hal harafiah kemanusiaan di dalam diri manusia. Namun pengetahuan yang baik dan yang jahat dikatakan dalam hal ini tentang hal keilahian dan hal Adikodrati. Pengetahuan bukan tentang kemanusiaan semata namun pengetahuan tentang kailahian manusia sebagai makhluk yang dilahirkan ke dunia ini mengalami proses hidup tumbuh dan berkembang namun manusia itu tahu mana yang baik dan mana yang jahat yang mana manusia diberi pemikiran untuk mengetahui dirinya dan manusia mengetahui yang baik akan dirinya dan akan yang jahat akan merusak kemanusiannya.
            Pengetahuan yang baik dan yang jahat mau mengarahkan kita pada kesadaran tertinggi akan diri kemanusiawian kita dan dalam kesadaran ini kita tahu yang baik dan jahat yang dalamnya kita tahu mengarahkan jiwa kita kembali kepada ciptaan awal yang adalah baik adanya dan pengetahuan yang jahat adalah kesadaran akan kefanaan kita. Dalam hal ini bukan tindakan bukan tindakan atau perlakuan jahat namun hubungan timbale balik antara yang baik dan yang jahat. Bahwa Hidup yang kita terima berasal dari Adam dan Hawa yang membawanya. Hidup awali itu baik adanya dan kita disadarkan akan pengetahuan yang baik untuk kembali kepada kesempurnaan hidup awali itu atau kita tidak mengalami keilahian itu selamanya karena Hidup yang ada dalam  diri kita tidak kita pelihara dan arahkan kepada kesempurnaan Ilahi yang tertinggi yang merupakan eksistensi Hidup awali yang kita terima. Demikianlah manusia menjadi satu-satunya Makhluk yang mengalami kekhususan ini namun kita harus menyadari bahwa ini terjadi karena manusia Adam dan Hawa melanggar dan tidak sekata dengan Allah yakni mereka melanggar larangan Allah untuk memakan buah terlarang itu karena buah itu membawa kita kepada kematian.
            Kematian yang memiliki makna yang lebih tinggi bukan mati hanya karena tidak bergerak dan hidup.
            Demikianlah manusia dicipta baik adanya dan kita dalam kesadaran tertinggi mengetahui bahwa kita akan mati dan kita harus mengembalikan Hidup yang kita terima yang diciptakan baik adanya, baik pula kembali kepada awalnya yakni keilahian/kesempurnaan Agung.

Rahib Christian Amore, 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar