Renungan dari sebuah
percikan ilham
Bebas
Dalam
perjalanan waktu, semua berganti. Yang nyata adalah saat ini dan di sini. Semua
yang lalu telah pergi dan hanya dapat dikenang. Semua yang belum terjadi adalah
khayalan, mimpi dan cita-cita yang belum pasti. Memang masa hidup dari setiap
jiwa adalah penciptaan, masa lalu, kini, akan datang dan terakhir adalah
kekekalan. Di sana tak ada waktu, yang ada adalah jiwa-jiwa yang diam penuh
suara dalam keberadaan kekal tak terselami. Semua terjurus kepada satu titik
yakni pengada dari semua. Satu putaran, dua putaran dan seterusnya.
Dalam
doa di pagi hari ini aku tersentuh akan nikmat pengetahuan ini. Ternyata aku
adalah manusia dan belum sepenuhnya jiwa yang tunggal. Dalam keheningan aku
temukan dan dengarkan hikmat zaman yakni saat ini. Bukan lalu, bukan yang akan
datang tapi saat ini dan di sini. Apakah arti zaman dulu? Hanya bayangan dari
biusan suatu masa yang sebenarnya telah berlalu. Orang hanya mampu mengatakan,
oh…….. begitu! Yang lain tidak ada. Tapi kekuatannya sungguh sangat kuat.
Bayangan ini sebenarnya kosong karena berlalu tetapi sungguh menjadi suatu
objek yang sebenarnya tetap baying-bayang yang mengikat manusia yang membuat
dirinya tak mampu melangkah dan melihat apa yang terjadi saat ini dan di sini.
Terkurung dan terikat olehnya membuat manusia lemah tak berdaya. Itu menjadi
baik jika zaman dulu punya kisah tentang yang indah dan bahagia. Tapi jika itu
adalah suatu yang gelap dan sungguh menyuramkan, itu semua akan menjadi bayang-bayang
yang menghantui setiap insan berjiwa.
“Masa
laluku suram.” Itu kataku dengan segala kekerdilan jiwaku. Karena dibayangi
oleh bayang-bayang gelap itu. Kita ingin keluar dan lepas dari penjara yang
sebenarnya kitalah yang membuat kerangkeng, dan kitalah penjara jiwa kita
sendiri yang terkurung rapat itu. Aku, kamu dan siapapun tak ma uterus di
dalamnya. Nah, tidak sulit. Kunci, penjara dan jiwa yang terkurung itu semua
ada di dalam pikiran dan hati kita. Sekarang tinggal apa? Sekarang kita tinggal
memulai. Kadang untuk memulai sangat sulit. Tetapi jika untuk memulaipun kita
tidak berani apa lagi yang dapat kita perbuat? Hanya itu saja, mulailah dan
mulailah.
Apa
arti dari zaman yang akan datang? Siapa yang dapat memastikan? Peramal? Dukun?
Kartu? Bola Kristal? Semua itu penipu. Semua yang belum dapat dilihat, dirasakan,
dialami dan terjadi adalah khayalan dan cita-cita yang pelum pasti. Tapi aneh
dan sungguh aneh, manusia dipenuhi dengan angan-angan, khayalan-khayalan dan
cita-cita yang sama sekali tak pasti dan belum dapat dinilai kepastiannya
berapa. Yang ada bahwa itu adalah nol dan belum terjadi.
Dalam
ruangan tempatku berada ada sebuah jam dinding. Setiap jam berlalu, setiap
menit berlalu dan yang lebih tak dapat dinilai yakni setiap detik atau yang
lebih kecil dari itu selalu berganti dan membawa perubahan. Semua orang telah
menjadi peramal-peramal ulung nampaknya. Semua mencipta, membawa dan terlelap
dalam angan-angan yang tak pasti.
Orang
sangat sulit menyatakan kepada orang lain apa yang terjadi pada detik yang baru
lewat, tetapi orang mampu mengatakan aku akan menjadi orang besar 10 tahun
kemudian. Hebat…….hebat, tetapi itu adalah orang yang paling malang dan orang
yang dipenjara sengan segala khayalan yang ada dalam otaknya yang sangat kecil
itu.
Setiap
insanpun sangat sering dipenjara oleh dirinya sendiri karena terlalu dipastikan
oleh pikirannya, oleh khayalannya yang sebenarnya belum pasti. Orang akan menjadi
stress atau apapun itu namanya jika semua impian, khayalan dan cita-citanya tak
satupun terjadi.
Ada
sebuah cerita yang sudah banyak orang mendengarnya, yakni ada seorang anak
kecil yang dengan lantangnya mengatakan “Aku ingin mengubah dunia ini jika aku
tamat kuliah nanti” setelah tamat dari bangku perkuliahan, ia tak ada
sedikitpun melakukan perubahan seperti apa yang dia angan-angankan. Sekarang ia
mencoba merenung dan ia mendapat buah pikir “ah, sekarang aku mengganti semua
cita-citaku. Aku sudah kuliah aku mau mengubah negaraku ini agar menjadi maju
lagi” Setelah umur semakin tua dan ia hendak menikah dia merubah keputusan “Aku
mau membuat keluargaku menjadi keluarga yang disegani setiap keluarga lainnya.”
Waktu berjalan terus dan umurpun semakin tua. Tak ada satupun perubahan yang
terjadi pada dunia negara dan keluarganya sekarang tinggal dirinya yang sudah
berumur bungkuk, uban yang kian memutih dan badan yang semakin lusut.
“Ah…….biarlah aku menggunakan waktuku yang sedikit ini merubah diriku.” Katanya
dengan nada suara yang halus lirih.
Benar akhirnya semua tak terpenuhi. Benar tak
akan terjadi jika itu hanya sebatas khayalan dan impian-impian ini menjadi
penjara jwa yang sangat kuat sekali. Kita tak tahu akan hal yang terjadi. Kita
coba melakukan ketidakpastian ini. Kita sama dengan orang yang berjalan di
tengah kepekatan malam. Tak ada yang dilihat. Tetapi kita merasa hebat untuk
melakukannya. Kitalah orang-orang yang hidup dibodohi zaman, zaman yang lalu
dan zaman yang akan datang.
Kita
lihat roda pedati duengan 360 derajat membentuk sebuah lingkaran yang berputar
menyusuri zaman. Hanya 0, ………saja dari sisi lingkaran itu yang menyentuh jalan.
Yang jalannya akan dan telah melewati atau menyentuh jalan utnuk memutar roda
tersebut. Dunia punya banyak misteri, salah satu misteri kehidupan dan ke-adaan
yang lampau. Sekarang dan saat nanti. Pernahkah orang benar-benar hadir di sini
dan saat ini. Kita bisa menjawab sendiri-sendiri. Kita punya jawaban dan alasan
yang berbeda.
Kenyataan
adalah suatu yang sedang terjadi dan di sini. Inilah defenisi yang pas walaupun
cukup sederhana tapi tetap saja kita tak dapat hadir benar-benar dalam
kenyataan hidup kita. Adakah orang pernah merasakan bahwa dia adalah seorang
manusia, bernafas, sedang berjalan, sedang bicara, sedang mengunyah makanan dan
banyak hal yang bisa di deretkan lagi. Kesadaran akan yang sangat sederhana ini
pun telah menjadi suatu keberadaan kita.
Dengan
kesadaran ini kita berjalan dan melakukan semua kegiatan kita, karena kita
sadar kita sedang melakukannya. Kebebasan akan masa laludan masa yang akan
datang membuat kita semakin merasakanbanyak arti dalam kehidupan kita yang
cukup singkat. Memang masa lalu dan masa akan datang tak bisa lepas dari masa
sekarang tetapi semua itu adalah karya Ilahi. Kita akan dapat masuk ke dalam
ketiga dimensi waktu ini ketika kita menyadari suatu jiwa yang tinggal dan
bukan insan yang terpenjara. Kebebasan hidup dalam roh membuat kita semakin
merasa satu dengan dunia ini, karena kita sadar bahwa kita berada di sini dan
saat ini.
Untuk
menutup karangan ini saya menulis sebuah kisah dari seorang pertapa yang baru
turun gunung. Pertapa ini mendapat seekor ikan dari hasil pancingannya di hulu
sungai. Dia heran melihat ikan tersebut dan bertanya. “ Hai ikan, sebentar lagi
aku akan mati karena kau akan ku makan. Apa yang hendak kau lakukan terakhir
kali dalam hidupmu yang singkat ini?” “Aku tak melakukan apa-apa karena aku sudah
ada di tanganmu. Aku hanya bisa
merasakan sakitnya genggamanmu.” Jawab si ikan, dengan trsenyum. Pertapa
melepaskan ikan tersebut ke dalam air.
Christian, 27
Februari 2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar