Selasa, 13 November 2018

RENUNGAN: 2007,2,27, BEBAS



Renungan dari sebuah percikan ilham
Bebas
Dalam perjalanan waktu, semua berganti. Yang nyata adalah saat ini dan di sini. Semua yang lalu telah pergi dan hanya dapat dikenang. Semua yang belum terjadi adalah khayalan, mimpi dan cita-cita yang belum pasti. Memang masa hidup dari setiap jiwa adalah penciptaan, masa lalu, kini, akan datang dan terakhir adalah kekekalan. Di sana tak ada waktu, yang ada adalah jiwa-jiwa yang diam penuh suara dalam keberadaan kekal tak terselami. Semua terjurus kepada satu titik yakni pengada dari semua. Satu putaran, dua putaran dan seterusnya.
Dalam doa di pagi hari ini aku tersentuh akan nikmat pengetahuan ini. Ternyata aku adalah manusia dan belum sepenuhnya jiwa yang tunggal. Dalam keheningan aku temukan dan dengarkan hikmat zaman yakni saat ini. Bukan lalu, bukan yang akan datang tapi saat ini dan di sini. Apakah arti zaman dulu? Hanya bayangan dari biusan suatu masa yang sebenarnya telah berlalu. Orang hanya mampu mengatakan, oh…….. begitu! Yang lain tidak ada. Tapi kekuatannya sungguh sangat kuat. Bayangan ini sebenarnya kosong karena berlalu tetapi sungguh menjadi suatu objek yang sebenarnya tetap baying-bayang yang mengikat manusia yang membuat dirinya tak mampu melangkah dan melihat apa yang terjadi saat ini dan di sini. Terkurung dan terikat olehnya membuat manusia lemah tak berdaya. Itu menjadi baik jika zaman dulu punya kisah tentang yang indah dan bahagia. Tapi jika itu adalah suatu yang gelap dan sungguh menyuramkan, itu semua akan menjadi bayang-bayang yang menghantui setiap insan berjiwa.
“Masa laluku suram.” Itu kataku dengan segala kekerdilan jiwaku. Karena dibayangi oleh bayang-bayang gelap itu. Kita ingin keluar dan lepas dari penjara yang sebenarnya kitalah yang membuat kerangkeng, dan kitalah penjara jiwa kita sendiri yang terkurung rapat itu. Aku, kamu dan siapapun tak ma uterus di dalamnya. Nah, tidak sulit. Kunci, penjara dan jiwa yang terkurung itu semua ada di dalam pikiran dan hati kita. Sekarang tinggal apa? Sekarang kita tinggal memulai. Kadang untuk memulai sangat sulit. Tetapi jika untuk memulaipun kita tidak berani apa lagi yang dapat kita perbuat? Hanya itu saja, mulailah dan mulailah.
Apa arti dari zaman yang akan datang? Siapa yang dapat memastikan? Peramal? Dukun? Kartu? Bola Kristal? Semua itu penipu. Semua yang belum dapat dilihat, dirasakan, dialami dan terjadi adalah khayalan dan cita-cita yang pelum pasti. Tapi aneh dan sungguh aneh, manusia dipenuhi dengan angan-angan, khayalan-khayalan dan cita-cita yang sama sekali tak pasti dan belum dapat dinilai kepastiannya berapa. Yang ada bahwa itu adalah nol dan belum terjadi.
Dalam ruangan tempatku berada ada sebuah jam dinding. Setiap jam berlalu, setiap menit berlalu dan yang lebih tak dapat dinilai yakni setiap detik atau yang lebih kecil dari itu selalu berganti dan membawa perubahan. Semua orang telah menjadi peramal-peramal ulung nampaknya. Semua mencipta, membawa dan terlelap dalam angan-angan yang tak pasti.
Orang sangat sulit menyatakan kepada orang lain apa yang terjadi pada detik yang baru lewat, tetapi orang mampu mengatakan aku akan menjadi orang besar 10 tahun kemudian. Hebat…….hebat, tetapi itu adalah orang yang paling malang dan orang yang dipenjara sengan segala khayalan yang ada dalam otaknya yang sangat kecil itu.
Setiap insanpun sangat sering dipenjara oleh dirinya sendiri karena terlalu dipastikan oleh pikirannya, oleh khayalannya yang sebenarnya belum pasti. Orang akan menjadi stress atau apapun itu namanya jika semua impian, khayalan dan cita-citanya tak satupun terjadi.
Ada sebuah cerita yang sudah banyak orang mendengarnya, yakni ada seorang anak kecil yang dengan lantangnya mengatakan “Aku ingin mengubah dunia ini jika aku tamat kuliah nanti” setelah tamat dari bangku perkuliahan, ia tak ada sedikitpun melakukan perubahan seperti apa yang dia angan-angankan. Sekarang ia mencoba merenung dan ia mendapat buah pikir “ah, sekarang aku mengganti semua cita-citaku. Aku sudah kuliah aku mau mengubah negaraku ini agar menjadi maju lagi” Setelah umur semakin tua dan ia hendak menikah dia merubah keputusan “Aku mau membuat keluargaku menjadi keluarga yang disegani setiap keluarga lainnya.” Waktu berjalan terus dan umurpun semakin tua. Tak ada satupun perubahan yang terjadi pada dunia negara dan keluarganya sekarang tinggal dirinya yang sudah berumur bungkuk, uban yang kian memutih dan badan yang semakin lusut. “Ah…….biarlah aku menggunakan waktuku yang sedikit ini merubah diriku.” Katanya dengan nada suara yang halus lirih.
 Benar akhirnya semua tak terpenuhi. Benar tak akan terjadi jika itu hanya sebatas khayalan dan impian-impian ini menjadi penjara jwa yang sangat kuat sekali. Kita tak tahu akan hal yang terjadi. Kita coba melakukan ketidakpastian ini. Kita sama dengan orang yang berjalan di tengah kepekatan malam. Tak ada yang dilihat. Tetapi kita merasa hebat untuk melakukannya. Kitalah orang-orang yang hidup dibodohi zaman, zaman yang lalu dan zaman yang akan datang.
Kita lihat roda pedati duengan 360 derajat membentuk sebuah lingkaran yang berputar menyusuri zaman. Hanya 0, ………saja dari sisi lingkaran itu yang menyentuh jalan. Yang jalannya akan dan telah melewati atau menyentuh jalan utnuk memutar roda tersebut. Dunia punya banyak misteri, salah satu misteri kehidupan dan ke-adaan yang lampau. Sekarang dan saat nanti. Pernahkah orang benar-benar hadir di sini dan saat ini. Kita bisa menjawab sendiri-sendiri. Kita punya jawaban dan alasan yang berbeda.
Kenyataan adalah suatu yang sedang terjadi dan di sini. Inilah defenisi yang pas walaupun cukup sederhana tapi tetap saja kita tak dapat hadir benar-benar dalam kenyataan hidup kita. Adakah orang pernah merasakan bahwa dia adalah seorang manusia, bernafas, sedang berjalan, sedang bicara, sedang mengunyah makanan dan banyak hal yang bisa di deretkan lagi. Kesadaran akan yang sangat sederhana ini pun telah menjadi suatu keberadaan kita.
Dengan kesadaran ini kita berjalan dan melakukan semua kegiatan kita, karena kita sadar kita sedang melakukannya. Kebebasan akan masa laludan masa yang akan datang membuat kita semakin merasakanbanyak arti dalam kehidupan kita yang cukup singkat. Memang masa lalu dan masa akan datang tak bisa lepas dari masa sekarang tetapi semua itu adalah karya Ilahi. Kita akan dapat masuk ke dalam ketiga dimensi waktu ini ketika kita menyadari suatu jiwa yang tinggal dan bukan insan yang terpenjara. Kebebasan hidup dalam roh membuat kita semakin merasa satu dengan dunia ini, karena kita sadar bahwa kita berada di sini dan saat ini.
Untuk menutup karangan ini saya menulis sebuah kisah dari seorang pertapa yang baru turun gunung. Pertapa ini mendapat seekor ikan dari hasil pancingannya di hulu sungai. Dia heran melihat ikan tersebut dan bertanya. “ Hai ikan, sebentar lagi aku akan mati karena kau akan ku makan. Apa yang hendak kau lakukan terakhir kali dalam hidupmu yang singkat ini?” “Aku tak melakukan apa-apa karena aku sudah ada di tanganmu. Aku hanya bisa merasakan sakitnya genggamanmu.” Jawab si ikan, dengan trsenyum. Pertapa melepaskan ikan tersebut ke dalam air.

Christian, 27 Februari 2007

Tidak ada komentar:

Posting Komentar