AKU MENCOBA BERDAMAI
Ternyata putaran
roda zaman begitu teratur dan semua sisi mendapatkan waktunya sebagai tumpuan
beban dan di lain waktu berada di puncakserta di waktu yang lain entah di mana
seturut perputaran zaman. Banyak medan yang dilalui dengan banyak hal yang
selaluberganti yang membuat roda itu melewati dan mengerti akan suatu
perputaran keadaan atau peristiwa.
Tidak semua jalan
itu lurus ataupun berbelok-belok, tidak semua jalan berkerikil ataupun mulus,
tidak semua jalan berbecek ataupun kering. Yang pasti adalah pergantian waktu
yang merubah situasi yang mengikutinya. Dan satu hal lagi yang pasti bahwa roda
ini akan tua, lapuk dan hilang seturut perputaran zaman.
Berputar…….berputar…….berputara…….berputar
Sudah dua
dasawarsaaku diberi kesempatan olehNya. Kini akupun masih berada di dalamnya.
Masih berputar dan waktupun masih berputar. Aku sekarang ini adalah hidup di
dunia yang keberadaannya sedang hidup dan berjalan seiring waktu.
Dalam sekali waktu,
aku mencoba masuk ke dalam diri dan mencari kebenaran diri dalam suatu
keheningan. Ternyata semuanya tak dapat kusangkal dan kuterima.
Peristiwa-peristiwa masa kecilku hadir dan terproyeksikan seperti sebuah film.
Aku coba berdiam diri dan mengamati dengan penuh keseriusan
Berputar…….berputar…….berputar
Pelan-pelan aku
semakin kecil, lemas dan hampir tak berjiwa lagi. Aku ingin menutup mata ini,
aku ingin pergi jauh dan tak melihatnya kembali. Air mataku pelan-pelan jatuh
dan membasahi pipiku. Aku tak tahu mau berbuat apa.
Aku ingin menolak
tapi semua itu adalah kenyataan yang telah tersimpan dan sekarang mencuat
kembali. Aku ingin kembali ke masa itu dan memperbaikinya tetapi semua itu
takkan mungkin terjadi. Sebentar aku beristirahat sembari menyandarkan tubuh
ini pada zaman dan waktu. Ku pejamkan mata sebentar. Ya…….zaman juga sudah
berubah dan berganti.
Aku coba
ingat-ingat kembali setiap peristiwa, setiap orang, setiap waktu dan setiap
keberadaanku di dalamnya. Aku kembali menangis dan sekarang lebih hebat lagi
dengan teriakan yang sangat histeris “kenapa ini trjadi padaku?” Semua tidak
menjadi berubah, smua tidak menjadi baik tetapi semua tetap pada waktu dan
zamannya. Tak ada artinya aku bertanya “kenapa?” pada zaman. Tak ada artinya
aku berteriak dan berontak kepada masa laluku.
Semua telah terjadi
dengan sedemikian rupa dan sekarang pun sedang berjalan dan dibentuk sedemikian
rupa
Saat ini aku
mencoba merangkak kembali, kucoba berdiri dan berjalan, kucoba untuk melatih
diri untuk menjadi Christian kembali. Aku jatuh lagi dan kadang lebih dan semakin
jatuh karena baying-bayang yang menghantui diriku. Sekarang aku tinggal sendiri
dan benar-benar sendiri. Terasa sepi dan tak berarti. Aku mencoba bangkit
kembali dengan berpegang dan selalu pasrah padaNya.
“Tuhan, Engkau
lebih tahu apa yang terbaik bagi diriku. Tuhan, aku tak minta apa-apa, aku
hanya berpaasrah pada Penyelenggaraan IlahiMu. Kau yang empunya hidup\
Kau
yang empunya waktu dan masa ini
Kau
yang kuasa
Kau
mulia
Kau
tak dapat kuselami
Kau
sungguh sangat agung
Kau
yang adalah tiga dalam keesaan
Kau
sungguh…….sungguh sangat mulia
Kau
yang empunya diriku
Kau
yang mengatur langkahku
Siapakah aku sehingga sku Kau beri karuniaMu?
Siapakah
aku sehingga Kau beri aku hidup?
Tanganku
terbuka, aku tak punya apa-apa
Sebagai
balas atas semuanya. Aku hanya punya
Masa
yang kulewati dengan segala peristiwa yang
Terjadi,
tapi itupun milikMu. Aku kembalikan
Semuanya
padaMu. Amin.
Setiap saat hatiku
terus mencari dan mencari, mencoba dan terus mencoba untuk menerima semua ini
dan menjadikannya bunga hidup bagiku. Aku kembali bangkit dan mencoba melangkah
dan berbicara.
Berputar…….berputa
Terkadang aku
bingung untuk memulai dari mana. Aku hidup pada zaman yang sama dengan
orang-orang yang berpengaruh pada masa lampuku.
Saat ini aku tak
mau lagi mencari dan membuat seorang bapak atau adik atau abang atau sosok
untuk memperoleh kasih yang tak kutemukan. Aku mau melangkah dan menata hidupku
yang tinggal tersisa beberapa waktu lagi saja.
Berputar…….
Biarkan aku
berjalan dan melangkah. Tapi aku sebenarnya tak dapat berbohong pada diriku.
Aku rindu kasih sayang yang tak pernah kualami.
Aku sudah lelah
menangis dan menyiksa diri ini. Hatikupun terus tersayat. Sekarang aku mau
melangkahkan langkah pertamaku.
“Tuhan,
datanglah dan hadirlah bersamaku di sini.
sirami
jiwaku yang layu dengan kasihMu yang
abadi.
Terangi jalanku dengan cahaya IlahiMu yang
takkan
pernah padam dan menyesatkan. Hadirlah
di
depanku, di belakang di sampingku dan di mana
aku
sedih dan gembira. Amin.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar