November yang kelam kemelam
Hujan yang mengguyuriku
Kecipak airnya bagai sembilu
yang tertebar di hati
Kejernihan telah menjadi
hitam kelam di hadapanku
Suaramu yang meraung-raung di
telingaku yang membisukkan
Kelam-kemelam di hari-hariku
Angin yang berhembus
Air mataku, dialah yang membasahiku
Membasahi benang-benang yang tersusun rapi
sebagai pelindung perisaiku untuk menangkis duka
Tapi apa daya
Kau memang tampak putih
seputih salju
Bening-bening sebening intan
Dingin, ya dialah yang
membekukan,membius tulangku
Kelam serasa hujan badai
Ia datang bertubi-tubi kepadaku
Tapi apalah dayaku
Ku bagai kambing yang di
usung kepembantaian di tengah hutan
Tapi aku tetap diam dan pasrah
Inilah diriku
Wingpy, 27 November 2001
Siantar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar