MAWAR
Pada sore ini aku melihat
seorang anak kecil menangis sambil berjalan ke arahku. Ia menangis dengan
sangat kuatnya dan serayap mengusap air mata yang mengalir di pipinya. “ Aku
benci semua. Tak ada yang mengerti akan aku. Tak ada yang memperhatikan aku.
“ teriak sianak kecil ini dan terdengar
dengan jelas pada telingaku. Aku mendekatinya dan bertanya seolah tak tahu apa
yang terjadi “ Mengapa menangis dik.? “
Sepontan ia menjawab “ Aku benci semua. Tak ada yang mengerti akan
aku. Tak ada yang menperhatikan aku. Sudah susah payah aku mengerjakan karya
tangan ku di sekolah bu guru dan teman teman tidak memperhatikannya. Aku
spontan berkata seraya memetik sebuah bunga mawar yang tumbuh di halaman pondok
dekatku “ kau lihat bunga mawar ini ? Dia tumbuh menunjukkan bungannya yang
indah dan menebarkan harumnya, namun belum tentu orang memperhatikan tapi
bungan itu tetap tumbuh, berbunga dan menebarkan keharuman dan keindahannya
walau tak satu orang pun memperhatikannya
“ Anak itu jadi terseyum dan dia pulang dengan bahagia sambil membawa
bunga yang aku tunjukkan tadi.
Kehausan kita untuk ingin
diperhatikan, dimengerti dan diberi penghargaan akan setiap pekerjaan membuat
kita benci ketika semua itu tak terpenuhi. Kita melihat pada kehormatan dan
perhargaan yang disematkan dalam hidup kita. Namun ketika kita ingat bahwa kita
semakin bahagia ketika kita mengerjakan sesuatu dalam hidup bukan karena sebuah
perhatian, kepengertian orang atau penghargaan maka kita akan semakin meliat
dan mengeluarkan yang semerbuk dalam hidup kita.
“ Kelekatan akan penghargaan,
perhatian dan kepengertian membuat kita semakin layu dan merasa terbuang “
Butumalasan,16 April 2009
Rahib
Christian Amore
Tidak ada komentar:
Posting Komentar