BATU 3......
Sore sebelum malam tiba dan
hujan yang masih menunggu turun aku membersihkan taman St. Agnes, tepatnya di
belakang salib di samping pondok St.
Yohanes pemandi. Aku mencoba membersihkan rumput – rumput yang ada di tumpukan
bebatuan. Ya .....sekaligus saja aku mengumpulkan batu – batu itu dan
menyusunya menjadi jalan yang bagus. Aku mengumpulkan satu demi satu dari yang
besar sampai yang kecil , atau sebaliknya, atau pun sekaligus , mana yang
dilihat oleh mata. Aku diam dalam keheningan dan kesendirianku.
“ inilah manusia “ tiba – tiba
perkataan itu teringat dan hadir di dalam tubuh hatiku. Berulang – ulang dan
semakin kuat rasanya getaran akan apa yang mau disampaikan. Namun aku tetap
melakukan kerjaku dan aku mencoba lebih hening tanpa memikirkan apa apa, Aku hanya
melakukan kerjaku. Dalam hati tumbuh suatau gambaran “ Tanah” seraya aku mebolak balik dan memilah
– milah untuk memilih batu dari tanah sebenarnya. “ inilah manusia “, kalimat
ini semakin kuat bergema namun aku belum menemukan kebijaksanaan ilahi yang
luhur itu. Aku mencoba berhentisejenak dan mengulangi kembali. “ Dosa” kata itu
terbersit di hatiku seraya gambaran batu – batu dari yang besar sampai kecil
hadir di hadapanku. Aku memandang kumpulan batu yang telah kupilih dan aku melihat tanah yang telah kugodok –
odok cukup lama untuk membersihkan dari bebatuan. “ Manusia dan dosa “ , “
Tanah dan Batu “, kata – kata ini hadir dan coba kuendapkan dalam hatiku. Ya
........ akhirnya kau melihat terang permenangan ini:
Tanah adalah manusia
, sedangkan batu adalah dosa , kesalahan dan catcat cela manusia itu. Untuk
memperoleh tanah yang baik untuk di tanam, kita membutuhkan tanah yang gembur –
subur dan bersih dari rerumputan dan bebatuan. Namun semakin kita memilah –
milah tanah dari batu , tanpa kita sadari bahwa akan tetap tinggal batu – batu
yang kecil – kecil di dalam campuran tanah. Kita mencoba mengurangi banyak
kesalahan dan kedosaan dari dalam diri kita yang besar – besar namun kita tidak
sadar bahkan lupa bahwa hal – hal kecil atau kelemahan, kelalaian dan
kekurangan serta kedosaan kita yang sangat kecil tidak bisa kita perhatikan dan
lepaskan dari diri kita.
Terimakasih batu –
batu karena sore ini kau menuangkan sebuah permenungan yang mendalam. Aku
dicurahi Roh kebijaksanaan ilahi.
Semua
akan baik adanya jika seadanya itu adalah baik ketiadaannya.
Buntumalasang, 21 October 2009
Rahib
Christian Amore
Tidak ada komentar:
Posting Komentar