Sabtu, 17 November 2018

RENUNGAN: BATU 3



BATU 3......
                Sore sebelum malam tiba dan hujan yang masih menunggu turun aku membersihkan taman St. Agnes, tepatnya di belakang salib di samping pondok  St. Yohanes pemandi. Aku mencoba membersihkan rumput – rumput yang ada di tumpukan bebatuan. Ya .....sekaligus saja aku mengumpulkan batu – batu itu dan menyusunya menjadi jalan yang bagus. Aku mengumpulkan satu demi satu dari yang besar sampai yang kecil , atau sebaliknya, atau pun sekaligus , mana yang dilihat oleh mata. Aku diam dalam keheningan dan kesendirianku.
                “ inilah manusia “ tiba – tiba perkataan itu teringat dan hadir di dalam tubuh hatiku. Berulang – ulang dan semakin kuat rasanya getaran akan apa yang mau disampaikan. Namun aku tetap melakukan kerjaku dan aku mencoba lebih hening tanpa memikirkan apa apa, Aku hanya melakukan kerjaku. Dalam hati tumbuh suatau gambaran  “ Tanah” seraya aku mebolak balik dan memilah – milah untuk memilih batu dari tanah sebenarnya. “ inilah manusia “, kalimat ini semakin kuat bergema namun aku belum menemukan kebijaksanaan ilahi yang luhur itu. Aku mencoba berhentisejenak dan mengulangi kembali. “ Dosa” kata itu terbersit di hatiku seraya gambaran batu – batu dari yang besar sampai kecil hadir di hadapanku. Aku memandang kumpulan batu yang telah kupilih  dan aku melihat tanah yang telah kugodok – odok cukup lama untuk membersihkan dari bebatuan. “ Manusia dan dosa “ , “ Tanah dan Batu “, kata – kata ini hadir dan coba kuendapkan dalam hatiku. Ya ........ akhirnya kau melihat terang permenangan ini:
Tanah adalah manusia , sedangkan batu adalah dosa , kesalahan dan catcat cela manusia itu. Untuk memperoleh tanah yang baik untuk di tanam, kita membutuhkan tanah yang gembur – subur dan bersih dari rerumputan dan bebatuan. Namun semakin kita memilah – milah tanah dari batu , tanpa kita sadari bahwa akan tetap tinggal batu – batu yang kecil – kecil di dalam campuran tanah. Kita mencoba mengurangi banyak kesalahan dan kedosaan dari dalam diri kita yang besar – besar namun kita tidak sadar bahkan lupa bahwa hal – hal kecil atau kelemahan, kelalaian dan kekurangan serta kedosaan kita yang sangat kecil tidak bisa kita perhatikan dan lepaskan dari diri kita.
Terimakasih batu – batu karena sore ini kau menuangkan sebuah permenungan yang mendalam. Aku dicurahi Roh kebijaksanaan ilahi.

                                                Semua akan baik adanya jika seadanya itu adalah baik ketiadaannya.

                                                                                                         Buntumalasang, 21 October 2009
                                                                                                                                               Rahib Christian Amore

Tidak ada komentar:

Posting Komentar