IBADAT HARIAN
(Ofisi)
Ibadat harian yang merupakan
ibadat umat kudus Allah dalam tatanan harian yang sudah di sususn sebanyak 7
waktu, yakni Laudes, Tertia, Sexta, Nona, Vespere, Completorium, Matutinum.
Ibadat harian ini adalah ibadat yang dilakukan sebagai puji-pujian bagi Allah
yang mengunakan mazmur-mazmur, kidung dan pujian umat beriman. Doa umat Allah
pada awal lalunya menjadi doa dan pujian kita. Ibadat harian sepenuhnya
merupakan doa seluruh umat beriman terutama doa Laudes dan Vesperae, serta menjadi
kewajiban yang mutlak bagi para biarawan-biarawati, serta terkhusus untuk kaum
pertapa yakni rahib dan rubiah.
Ibadat harian ini
mengingat/mengenangkan kita akan umat kudus yang tak jemu-jumunya melambungkan
doa dan pujian di hadapan mesbah Allah. Mulai dari pengudusan hari yang
dilakukan di awal hari sampai pada penutupannya. Di sini mereka mau menyerahkan
sepenuhnya hanya pada kekuatan karya Allah serta berkatnya. Lewat ibadat yang
dilakukan itu kasih Allah yang mereka terima, mereka balas lewat iman akan doa,
pujian dan persembahan.
Saat ini apakah doa dan pujian
itu masih merupakan pantulan dari pancaran iman kita akan Allah, atau hanya
rutinitas yang merupakan aturan baku?
Kita harus melihat, terlebih kaum biarawan,biarawati serta para pertapa, rahib
danrubiah bahwa penyerahan diri ke dalam kekhususan lembaga hidup bakti, baik
kelompok ataupun perorang sebagai pertapa, mau menunjukaan bahwa pilihan yang
kita ambil adalah kudus dan khusus. Kita mau sepenuhnya menyerahkan diri kepada
Allah dan ikut ambil bagian dalam karya keselamatan. Kitalah gambaran kehadiran
kerajaan Allah di dunia ini dan bukan terpengaruh oleh kerajaan dunia dalam
panggilan kudus ini agar kita lebih menghayati dan merasakan bahwa kita tak
ubahnya adalah para kerubim dan seraphim, para malaikat, para kudus dan seluruh
penghuni surga yang tinggal di rumah Allah, yang selalu memandang wajahNya
serta menghaturkan doa, pujian dan persembahan kudus lewat sembah bakti hidup
kita. Jika ini bukan tujuan hidup baktimu, kamu telah menipu diri dan
menopengkan panggilanmu dalam karya yang
dikatakan dan menjadi jawaban kalasik “Karyaku adalah doaku”.
Kamu telah menipu dan kamu adalah
pembohong besar, karena kamu mencari dalih untuk membenarkan perbuatanmu dan
melupakan kekudusan, kesucian dan keluhuran panggilan suci yang kamujalani.
Setiap orang kudus terutama para
pendiri dan pembuka hidup bakti, mereka pasti melihat ibadat harian adalah
nafas Ilahi hidup mereka.sepenuh-penuhnya memandang bahwa tiada sesuatupun yang
berguna lewat karya tanpa diselimuti dan diawali serta dihidupkanoleh doa.
Para malaikat dan
seluruh penghuni surga berseru
Kudus...kudus...kuduslah
Tuahn Allah, yang Mahakuasa
Yang sudah ada
dan yang akan datang
Ya Tuhan Allah
kami, Engkaau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa
Sebab Engkau
telah mencipkakan sesuatu
Dan oleh karena
kehendakMu semuanya itu ada dan diciptakan
”Doa-doa para
malaikat dan para kudus membubung tinggi seperti dupa kemenyan yang
menggepul-gepul membubung di hadapan Allah dan harum mewangi.”
Buntumalasang, 11 Desember 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar