Sabtu, 17 November 2018

PERTAPAAN: IBADAT HARIAN



IBADAT HARIAN
(Ofisi)

Ibadat harian yang merupakan ibadat umat kudus Allah dalam tatanan harian yang sudah di sususn sebanyak 7 waktu, yakni Laudes, Tertia, Sexta, Nona, Vespere, Completorium, Matutinum. Ibadat harian ini adalah ibadat yang dilakukan sebagai puji-pujian bagi Allah yang mengunakan mazmur-mazmur, kidung dan pujian umat beriman. Doa umat Allah pada awal lalunya menjadi doa dan pujian kita. Ibadat harian sepenuhnya merupakan doa seluruh umat beriman terutama doa Laudes dan Vesperae, serta menjadi kewajiban yang mutlak bagi para biarawan-biarawati, serta terkhusus untuk kaum pertapa yakni rahib dan rubiah.
Ibadat harian ini mengingat/mengenangkan kita akan umat kudus yang tak jemu-jumunya melambungkan doa dan pujian di hadapan mesbah Allah. Mulai dari pengudusan hari yang dilakukan di awal hari sampai pada penutupannya. Di sini mereka mau menyerahkan sepenuhnya hanya pada kekuatan karya Allah serta berkatnya. Lewat ibadat yang dilakukan itu kasih Allah yang mereka terima, mereka balas lewat iman akan doa, pujian dan persembahan.
Saat ini apakah doa dan pujian itu masih merupakan pantulan dari pancaran iman kita akan Allah, atau hanya rutinitas yang merupakan aturan baku? Kita harus melihat, terlebih kaum biarawan,biarawati serta para pertapa, rahib danrubiah bahwa penyerahan diri ke dalam kekhususan lembaga hidup bakti, baik kelompok ataupun perorang sebagai pertapa, mau menunjukaan bahwa pilihan yang kita ambil adalah kudus dan khusus. Kita mau sepenuhnya menyerahkan diri kepada Allah dan ikut ambil bagian dalam karya keselamatan. Kitalah gambaran kehadiran kerajaan Allah di dunia ini dan bukan terpengaruh oleh kerajaan dunia dalam panggilan kudus ini agar kita lebih menghayati dan merasakan bahwa kita tak ubahnya adalah para kerubim dan seraphim, para malaikat, para kudus dan seluruh penghuni surga yang tinggal di rumah Allah, yang selalu memandang wajahNya serta menghaturkan doa, pujian dan persembahan kudus lewat sembah bakti hidup kita. Jika ini bukan tujuan hidup baktimu, kamu telah menipu diri dan menopengkan  panggilanmu dalam karya yang dikatakan dan menjadi jawaban kalasik “Karyaku adalah doaku”.
Kamu telah menipu dan kamu adalah pembohong besar, karena kamu mencari dalih untuk membenarkan perbuatanmu dan melupakan kekudusan, kesucian dan keluhuran panggilan suci yang kamujalani.
Setiap orang kudus terutama para pendiri dan pembuka hidup bakti, mereka pasti melihat ibadat harian adalah nafas Ilahi hidup mereka.sepenuh-penuhnya memandang bahwa tiada sesuatupun yang berguna lewat karya tanpa diselimuti dan diawali serta dihidupkanoleh doa.

Para malaikat dan seluruh penghuni surga berseru
Kudus...kudus...kuduslah Tuahn Allah, yang Mahakuasa
Yang sudah ada dan yang akan datang
Ya Tuhan Allah kami, Engkaau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa
Sebab Engkau telah mencipkakan sesuatu
Dan oleh karena kehendakMu semuanya itu ada dan diciptakan

”Doa-doa para malaikat dan para kudus membubung tinggi seperti dupa kemenyan yang menggepul-gepul membubung di hadapan Allah dan harum mewangi.”


                                                                                Buntumalasang, 11 Desember 2009


                                                                                               Rahib Christian Amore

Tidak ada komentar:

Posting Komentar