Lupakanlah
Aku berjalan mengarungi jalan
setapak
Sampai di pintu kapel ku
membuat tanda kemenangan itu
Ku berlutu di samping papan
yang menatiku
Ku berlutut dan berdoa
Bayangannya terlamun dalam benakku
Wajah………wajah mereka berdua serasa yang masuk ke dalam
Doaku dan membayang-bayangku
Pukulan gong menandakan mari
kita mulai
Ku berdiri di belakang banyak
para selasak tubuh
Yang keluar untuk vakultatif
Tak kala mata ini menerayang
melihat dia duduk tepat sebaris
Ku melihat melamunkan
kesederhanaan dan pandangan yang
Serasa mengoyah dinding
Ku membisu seribu bahasa
Selesai komuni ku berlutut dan menyatakan hatiku
Tuhan rubahlah hidupku untuk melupakanmu
Karna ku tak pantas untuk melakukan hal itu
Lamunanku terhempas dari bayangan yang mengelilingiku
Kududuk dan berkata hati,
bibir, pikiran, satulah hanya
Untuk Tuhan, tidak untuk dia,
dia
Wingpy, 22September 2001
Siantar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar