Rabu, 21 November 2018

PUISI: KOSTER



Koster

Ku masuk gedung putih, di mana aku akan tinggal
Di sana berdiri kokoh sebuah kapel yang kecil
Alunanku melayang “Di sinilah aku meneruskan tugasku”
Aku merasa gembira gapura itu serasa menentangkan tangan
Dan……..dan ia tersenyung
            Hari berganti hari, siang berganti malam
Bulan berganti matahari semua itu ku lalui demi menunggu
Panggilan tugas
Tak terasa gendang gempita terdengar di alunkan
Oleh suara angina, “pemilihan koster sebentar lagi”
            Hati berdebar menunggu dengan duduk termangu
            Tapi ba rasa bom, sangkakala yang menggoyangkan cakrawala
            Ku tak tersentuh oleh panggilan koster
Kini layangan pandanganku selalu kosong
Mataku selalu berair
Aku bodoh,aku tolol,aku idiot
Itulah teriakan hati yang mengelegak
            Kau ini bukan pecipta nasib
Ku hanya meminta-minta
            Terimalah apa yang di berikan


                                                   Wingpy, 8 November 2001
 Siantar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar