Sabtu, 17 November 2018

EREMITA: PANGGILAN HIDUP SEBAGAI EREMIT


Panggilan Hidup Sebagai Eremit.

Dalam perjalanan panggilan hidup rohani,
setiap orang beriman harus menyadari akan cara hidup yang ia jalani. Banyak cara dan bentuk hidup dalam menanggapi panggilan Allah kepada kita untuk mengabdi kepadaNya. Allah memberi kebebasan penuh kepada kita dalam memilih cara dan bentuk hidup yang mau kita baktikan kepada Allah. Semuanya  berpusat kepada Allah dan di arahkan kepada Allah.
Gereja member ruang atas cara dan bentuk hidup bakti ini,
salah satunya adalah sebagai rahib/pertapa.Dalam gereja diakui ada 2 cara hidup rahip yakni senobit  yang adalah kumpulan dari beberapa rahip yang mengapdikan diri dalam satu komunitas dan aturan. Kemudian rahip eremit yakni rahip yang hidup sendiri di padang gurun atau hutan dalam  kesendiriannya ia mengabdikan hidupnya untuk Allah dalam doa ,tapa,dan matiraganya.Demikianlah, ketika kita menyadari panggilan itu tumbuh dalam diri kita, kita hendaknya menguji dan memurnikannya sampai benar-benar dengan penuh keyakinan kita memutuskan untuk beralih darei duniawi dan manusiawi kita dan meninggalkannya  untuk masuk dalam kesendirian dan keheningan.
Menjadi seorang
rahip eremit bukanlah sebuah panggilan yang gampang, Inilah cara hidup yang teramat sulit karena didalamnya kita bersandar hanya atas bimbingan Roh Kudus dalam mempersembahkan hidup kita ini sebagai persembahan dan korban kepada Allah, lewat doa, hidup samadi dan matiraga kita. Demikianlahketika seorang menyadari dan mau mencoba menjalani cara hidup ini hendaknya ia benar-benar diuji dan dimurnikan, dalam pendampingan dan bimbingan rohani, ia dibantu untuk memurnikan dan meneguhkan pilihan panggilan hidupnya. Jangan pernah melanmgkah satu langkah pun menjadi eremit jika ia bukan dengan akal sehat dan iman yang teguh memilih cara hidup in. Dan jangan jadikan cara hidup ini sebagai pelarian, karena kamu akan menjadi kerdil dan sengsara dalam menapaki hari-hari hidupmu.
Panggilan sebagai
eremit haruslah kita baktikan atas 5 [lima]  pondasi utama yakni doa, tapa, matiraga, silih dan yang terahir kesendirian dalam keheningan. Dan dalam semuanya itu terkandung ketiga keutamaan sejati yakni iman, harapan dan kasih. Jika didalam dirimu tidak ada satupun dari antara kelimanya maka cobalah murnikan panggilan itu kembali. Haruslah kita hidup dalam suka cita Ilahi dalam menjalani panggilan ini, karena dalamnya kita mau mempersembahkan yang terbaik dan terindah kepada Allah.
Biarlah
Penyelenggaraan Ilahi Allah menjadi sandaran hidup kita. Allah bersabda ”Carilah dahulu kerajaan Allah dan yang lain akan ditambahkan. Biarlah sepenuh-penuhnya hidup kita, kita arahkan kepada Allah. Sedekah dan derma dari umat adalah jalan kita memenuhi kebutuhan hidup. Biarlah kita melakukan karya tangan dan berkebun untuk memenuhi kebutuhan harian kita. Dan janganlah pernah membuat bahkan berniat membuat timbunan harta yang menjadi sokongan hidup. Biarlah kita sederhana dan ugahari tanpa harus memikirkan harta duniawi yang dapat hancur. Namun biarlah hati dan batin kita selalu mencari harta surgawi yang abadi. Demikianlah kita benar-benar hidup dalam kemiskinan yang teramat luhur agar kita tidak membuat hati kita pada harta namun mengarahkannya kepada Allah. 


Rahib Christian Amore

Tidak ada komentar:

Posting Komentar