Dalam
Nama-Mu Yang
Teramat kudus dan bimbingan-Mu ya Allah ku mulai
menulis aturan hidup suci pertapa eremit ini.
Sejak
aku mengenal panggilan suci sebagai abdi suci-nya, aku mencoba tetap mengarahkan rohku kepada-Nya. Banyak
perbuatan Ilahi,
sabda dan kehendak-Nya aku alami semasa aku masih
kanak dan mudaku. Ia meminta aku untuk mengarahkan sepenuhnya hidupku hanya
kepada Dia.
Aku
tidak tahu kapan ini di mulai dan kapan semua ini terjadi. Aku hanya belajar
mencintai dari segala kelemahan dan kemanusiawianku. Aku tak
tahu apa yang Allah mau dan apa yang Allah akan
kerjakan. Aku hanya melangkah dan belajar untuk mencintai Dia
dalam kelemahanku. Mencintai itu sulit sekali dan lebih sulit lagi mengasihi
Allah yang penuh misteri ini. Sendiri dan hening dalam keterasingan aku mencoba
mengenal diri ini untuk sampai kepada mengenal akan Allah yang menciptakan aku.
Kapan semua ini terjadi, aku tidak tau.
Cinta dan niat untuk lebih mengasihi Allah lewat pengasingan
diri dalam keheningan ini dengan terus menerus belajar menjadi seorang pertapa
eremit yang dalam kesendiriannya mempersembahkan hidupnya dalam doa
sebagai persembahan yang hidup dan murni. Demikianlah aku melangkah dan mencoba
menapaki semua ini selain Allah sebagai guru utama. Dengan mencoba menghidupi
cara hidup para pertapa awal, aku meletakkan diriku di bawah
kaki Allah.
Dalam permenungan panjang aku merenung. Jiwa- jiwa di dunia ini dan yang berada
di api penyucian membutuhkan doa dan matiraga suci, untuk menolong mereka untuk
sampai kepada Allah. Manusia dapat berdoa untuk dirinya sendiri dan sesama
serta untuk jiwa-jiwa yang telah meninggal dunia/yang berada di api penyucian
namun jiwa-jiwa yang berada di api penyucian tidak dapat berdoa bagi jiwanya
namun dapat berdoa bagi kita yang masih di dunni fana ini.
Inilah yang menjadi dasar hidup dan persembahan total hidup bakti bagi mereka yang
dengan tulus iklas menjalankan panggilan suci sebagai pertapa. Allah berkata
:”setiap orang yang mau mengikuti Aku , ia harus
menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikuti Aku”.
Penyangkalan total dan pengosongan jiwa dan roh serta batin sangat diperlukan
untuk sampai kepada kesatuan mesra dengan Allah
dan melakukan aturan Injil Suci
yang adalah Sabda
Allah kapada kita. Aku merasa rendah dan penuh peletakan sepenuhnya pada karya Penyelenggaraan Ilahi Allah dalam segala hal. Bagi siapa
pun yang menjalankan aturan suci hidup
sebagai pertapa ini tanpa mengurangi dan merubah demi
kesenangan dan keinginan manusiawi dan duniawinya,
lebih melimpah-limpah rahmat tercurah dalam dirinya dan memperoleh
hidup kekal serta membawa banyak jiwa kehadapan Allah
pada akhirnya dari hidupnya dan semasa hidupnya. Amin....ya......Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar