Sabtu, 17 November 2018

PERTAPAAN: MUTIARA HIDUP PERTAPA



      MUTIARA HIDUP PERTAPA

Dari dalam batinku ada Tanya yang besar menyelimuti seluruh hidupku dan jiwa serta rohku. Apa yang kau cari dengan cara hidup seperti ini? Pertanyaan ini sering muncul dari dalam kedalaman batinku. Ya……., sebenarnya Tanya ini tak jarang membuat aku takut dan merasa semakin kecil dan sangat kecil. Muncul tanya pengikut yang sangat memberatkan aku menjawabnya, mau apa ? setiap kali tanya-tanya ini menghampiriku aku lebih dulu mengingat dan berdoa”Tuhan benarkah Kau memanggilku menjalani panggilan suci dan berat ini? Jika Engkau yang berlaku atas ini semua, Engkau yang memulai, Engkaulah yang berkarya atasnya dan Engkaulah yang menyelesaikannya saatnya tiba.” gundahku dan dukaku menekan jiwaku sampai aku menguakkan semua. Tapi aku tetap ingat landasan hidup dan kekuatanku saat aku mengambil keputusan ”Ya” atas panggilan suci ini yakni:
  1. Hidupku sepenuhnya menjadi silih atas dosa-dosaku, dosa-dosa banyak jiwa di dunia ini yang sudah sangat berdosa sampai mereka sudah berada di depan ambang neraka walaupun mereka masih hidup di dunia ini, untuk jiwa-jiwa di api penyucian (aku mau doaku dan silihku menarik banyak jiwa sampai tempat duka dan dosa itu kosong), untuk banyak jiwng tidak percaya pada Yesus sebagai Putera Allah dan Penebus dosa untuk jiwa-jiwa biarawan dan biarawati serta gembala umat yang sudah mulai lupa tanggung jawab dan kaul-kaul yang diikat mereka serta lupa akan hukum cinta kasih dan untuk banyak jiwa yang tak punya orang untuk berdoa bagi mereka, akan anak-anak yang diaborsi, jiwa-jiwa yang terbuang dan dilupakan dan banyak jiwa yang tak sempat bertobat.
  2. Apapun rahmat dan karya Allah yang diberikan padaku sesemasa hidupku ingin kukembalikan sepenuh-penuhnya kembali pada Allah dalam keadaan baik suci dan tak bercela adanya.
  3. Memmbuat sebuah pertapaan khusus bagi banyak masyarakat khususnya umat Allah yang mencari sumber air segar dalam kemelut dunia dan dosa-dosa yang telah meraung mencari mangsa
  4. Membentuk sebuah komunitas pertapa-pertapa pria maupun wanita yang khusus menyerahkan hidupnya untuk keselamatan banyak jiwa dan meninggalkan dunia sepenuhnya dengan segala keterikatannya dengan sebutan ”Amor Dei”
  5. Persembahanku yang terakhir sebelum penghujung hidupku, aku berharap Allah mendengarkan doaku, semoga aku bisa memberikan silih agung lewat tubuhku dalam kesengsaraan dan luka-luka Yesus untuk banyak jiwa, setelah aku pergi dari dunia ini.

Inilah semua yang menjadi pedoman hidup dan tujuan tapaku. Seandainya ada yang mau mengikuti cara hidup seperti aku, mereka harus ingat ke-5 landasan dan dasar hidup awal pertapaanku dan tujuan utamanya.
Saat aku mengingat ke-5 butir mutiara hidup, cintaku,aku semakin kuat menghadapi pertanyaan, godaan dan dunia yng mencoba menumbangkan aku.aku berseru dengan lantang ”Nama Tuhan hendak kuwartakan, dan persembahan agungku kuberikan sebagai silih bagi namaNya yang tersuci.”


                                                                                    Buntumalasang, 15 April 2009

                                                                          Rhb. Christian Amore D’arm Wingpy A.D.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar