BATU
Pagi ini batu – batu yang ada di
pekarangan pondokku bercerita banyak kepadaku tentang kebijaksanaan. Batu
berkata “ Sebuah kekerasan adalah pondasi kokoh bangunan, atas kuat seluruh
jalan raya dan yang paling penting lagi bahwa batu adalah dasar hidup bumi ini.
“ Tapi tidak hanya itu yang dia katakan. Batu berkata “ Akulah cermin manusia – manusia yang tak
punya kerendahan hati “. Aku terkejut mendengarnya. “ Hati setiap manusia
sekarang sudah lebih keras dari pada aku. “ sambungnya. Aku semaking terkejut.
“ Kamu mau melihat keindahan dan kekerasan dan keterbuangan dari kebunmu? “
tanya batu kepadaku. “ Tentu “ jawabku. Setiap batu – batu kukumpulkan.
Kupisahkan yang besar dan kecil menurut ukuran masing – masing. Batu
mengajariku menyusunnya satu persatu. Aku ikuti tuntunannya. Aku menyusun
sesuai dengan perasaanku. Kini aku menyusun batu – batu ini satu demi satu.
Kini aku lupa bahwa ia adalah batu – batu yang mengganggu aku saat aku
berkebun, mencangkul bahkan mengganggu pertumbuhan tanamanku. Aku lupa sifat
kerasnya, tajamnya batu cadas yang sering melukai kaki dan tanganku. Kini aku
betul – betul meninggalkan pemikiranku tentang buruk dan jahatnya batu – batu
itu. Aku terus menyusun satu – persatu
sampai membentuk hiasan pada taman kecil di pondokku. Kuikuti perasaan
hatiku untuk mengaturnya menjadi sesuatu yang indah, menarik dan bahkan berguna
bagiku. Akhirnya batu berkata “ ya.......
selesailah karya indah dari batu – batu yang terbuang “. Tanamanku tertata
rapi dengan bingkai – bingkai batu. Bahkan ada jalan kecil yang menarik dan
sangat cantik di depan pondokku. Sebelum batu terakhir kuletakkan sebagai batu
penutup jalan dia berkata dan memberikan sedikit pesan bijak padaku , begini :
“ Inilah hidup doa seorang yang
mau menemukan hidup ini. Batu – batu ini adalah kelemahan, kekurangan kita pada
perbuatan buruk kita. Namun itu bukan harus di buang atau diabaikan , karena
itu akan semakin membaut hidupmu semakin buruk karena engkau akan terus bertemu
dengan batu – batu lain. Carilah sedikit cinta dan kebutuhan hati bahwa Engkau
bisa mengubahnya menjadi sesuatu yang berarti. “
“
Keburukan akan menjadi berguna untuk mengenal diri apa adanya, dan ia akan
menjadi berarti ketika kita punya sedikit cinta dan hati untuk menguasai dan
mengaturnya menjadi indah. “
Sapaan pagi beberapa batu di
depan
Pondok Angelus di
Butu Malasan.
3 April 2009
Rahib Cristian Amore D’arm
Wingpy Sitohang. AD.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar